Erick Thohir Ungkap Tujuan Transformasi PLN Jadi Holding
- Istimewa
VIVA – Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, transformasi yang dijalankan di PT PLN (Persero) dengan membentuk holding dan subholding bukanlah langkah liberalisasi sektor kelistrikan di Indonesia. Langkah itu bertujuan untuk merapikan peta jalan (roadmap) perseroan di tengah defisit batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sejak 2020 lalu.
Erick mengungkapkan, seluruh dunia tidak mendapatkan kepastian rantai pasok batu bara. Untuk itu, pemerintah akan memperbaharui rantai pasok (supply chain) batu bara lantaran Indonesia masuk dalam market global energi primer tersebut. Menteri BUMN dan manajemen PLN pun telah mengadakan rapat perihal isu tersebut.
"Barusan selesai rapat, tadi sama Dirut PLN. Kita tahu sekarang seluruh dunia tidak mendapatkan kepastian rantai pasok. Untuk itu Indonesia yang jadi market yang besar, maka kita rapikan roadmap kita, termasuk transformasi PLN. Ini bukan berarti yang kadang-kadang dipikirkan banyak pihak kita mau liberalisasi, tidak," ujar Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu 19 Januari 2022.
Erick menjelaskan, penciptaan listrik yang berasal dari fosil, sumber daya terbarukan, angin, dan lain-lain menjadi roadmap untuk merealisasikan net zero emission (NZE) di 2060. Karena itu, transformasi bisnis PLN harus seirama dengan program NZE di 2060 yang menjadi konsentrasi utama pemerintah di sektor energi.
Konteks lain adalah sumber daya alam di dalam negeri menjadi sumber listrik dunia. Maka hal ini harus tetap dipertahankan.
"Jangan juga devisa kita hilang. Ini pertama kali neraca perdagangan kita US$43 miliar positif dan di situ devisa yang paling besar itu selain kelapa sawit ya batu bara. Makanya ini kan banyak ada matahari, geothermal yang di banyak negara belum tentu sebanyak ini," terang dia.
"Banyak teknologi dan inovasi yang sekarang air, angin matahari geothermal sudah menjadi listrik dan bisa dibaterai-in. Artinya, ini kesempatan juga, bukan hanya ini SDA saja, tetapi PLN bisa menjual listrik ke negara lain yang membutuhkan. Jadi ini yang kita lakukan secara konstruktif," sambungnya.