Erick Thohir Buat Ekosistem Kopi Indonesia Agar Bisa Bersaing Dunia
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan pemerintah melalui Kementerian BUMN ingin membuat ekosistem kopi Indonesia agar bisa bersaing dengan dunia. Sebab, kata dia, Indonesia memiliki modal pertumbuhan pasar kopi terbesar dunia.
“Kalau kami lihat dalam konteks pasar kopi dunia, Indonesia ini nomor empat. Tetapi yang menarik sebenarnya kalau kami lihat, pertumbuhan konsumsi kopi Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia sampai 45 persen bila dibandingkan negara-negara lain yang hanya 26 persen,” kata Erick, Selasa, 18 Januari 2022.
Namun, Erick melihat kopi Indonesia belum mendapat proses sempurna dari petani sehingga kalah saing dengan produk dari luar negeri. Menurut dia, banyak biji kopi dalam posisi hancur dan petani tidak mendapatkan pendampingan.
"Ekosistem kita harus dibangun. Kalau kita bisa meningkatkan konsumsi kopi yang harganya bagus di Indonesia, apalagi dengan banyaknya coffe shop di Indonesia, maka akan meningkatkan persaingan kita di dunia,” jelas dia.
Sementara Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan industri kopi merupakan salah satu penggerak ekonomi nasional. Pada 2021, ekspor kopi naik dibandingkan tahun lalu. Meski produksi menurun, tetapi harga naik. Menurutnya, kopi nasional bisa menggeser brand besar dunia.
"Kopi menggerakkan UMKM dan koperasi, baik di hulu dan hilir," ujar Teten.
Mengenai akses pembiayaan, Teten menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menetapkan 30 persen kredit perbankan harus untuk UMKM. Namun, setiap tahun kredit usaha rakyat (KUR) terus naik. Pada 2020 sebesar Rp190 triliun, 2021 sebesar Rp285 triliun, 2022 sebesar Rp373 triliun.
"Kami juga mendukung di hulu. Tidak bisa membangun kedaulatan pangan, tetapi basis produksi petani kecil dengan lahan yang sempit. Pengembangan model bisnis yang terintegrasi hulu-hilir, dari mulai produksi, pembiayaan, rantai pasok dan pemasaran," katanya.
Sedangkan, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya mengatakan produk pertanian kopi memang menyentuh langsung ke masyarakat bawah. Presiden Jokowi, kata dia, dalam Nawacita mengatakan perhutanan sosial ini harus bermanfaat untuk pembangunan daerah dan masyarakat, dapat mengendalikan kerusakan hutan, serta memperkuat tata kelola kelestarian lingkungan.
"Dengan begitu, hutan sosial pasti akan membangun pusat pertumbuhan ekonomi domestik. Presiden Jokowi juga memberikan arahan agar hutan sosial harus memiliki brand. Masyarakat dalam hutan sosial ini harus mendapatkan akses dan kesempatan berusaha, sehingga perlu difasilitasi. Bahkan, manajemen koperasi perhutanan sosial masyarakat harus sekelas korporasi," katanya.
Oleh karena itu, Siti mengatakan KLH berusaha memfasilitasi serta kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM termausk Kementerian BUMN sudah sangat banyak program yang diberikan kepada masyarakat.
“Dalam Festival Kopi di Turki, mereka minta kopi dari Indonesia timur karena kalau di Jawa dan Sumatera sudah diketahui nomor satu. Maka kita cari dari NTT, Maluku, dan sudah banyak sekarang,” tandasnya.