Begini Kata Arcandra Tahar Soal Harga Minyak Dunia 2022
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Kemampuan dunia dalam mengendalikan COVID-19 menjadi kunci dari harga minyak mentah dunia pada tahun ini. Dengan demikian, akan sangat sulit untuk menentukan patokan harga minyak pada 2022.
Hal tersebut diungkapkan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam acara PGN Energy Economic Outlook 2022 di Jakarta, Rabu 12 Januari 2022.
Menurut Arcandra, pada tahun ini kebutuhan akan minyak mentah dunia diperkirakan akan seperti sebelum pandemi yaitu kembali ke 100 juta barel per hari, setelah sebelumnya pada pandemi mencapai 90 juta barel per hari.
Baca juga:Â Belajar dari Krisis Energi Eropa, Arcandra Tahar: RI Perlu Geothermal
Dengan demikian, Komisaris Utama Pertamina Gas Negara (PGN) tersebut masih perkirakan harga minyak mentah dunia akan berada di level US$65-S$80 per barel.
"Yang pengaruhi harga itu ya bagaimana dunia mengontrol pandemi, termasuk varian baru. Dan bila itu berhasil dikontrol maka harga akan diangka itu, tapi kalau tidak maka akan di bawah US$65 per barel," tegasnya.
Sementara itu, Arcandra juga masih melihat upaya negara-negara OPEC+ dalam memproduksi minyak bakal tak banyak pengaruh, sebab akan ditahan di level yang sama seperti saat pandemi.
Kemudian, hal lain yang membuat harga minyak tetap stabil adalah naiknya optimisme investasi dari perusahaan migas dunia, tapi diimbangi oleh fokus perusahaan migas membayar utang dan dividen.
Dan terakhir, kata Arcandra adalah harga minyak akan sangat terpengaruh dari krisis energi di Eropa, hubungan diplomatik Amerika Serikat dan China, hingga masalah pipa gas Rusia ke Eropa, dan juga Australia-China.