Polemik Suplai Pasokan Listrik PLN Jadi Momentum Pemanfaatan EBT
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, dalam situasi permasalahan suplai batu bara untuk pasokan listrik nasional, menurutnya inilah momentum bagi Indonesia untuk mulai memetakan secara besar mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di masa depan.
"Perlu ada pemetaan besar terkait hal ini," kata Erick dalam keterangan tertulis, Rabu 5 Januari 2022.
Erick menyebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif bahkan telah meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) energi baru terbarukan yang harus diikuti oleh semua pihak.
Baca juga: Di Lepas Pantai Balikpapan Pertamina Temukan Sumber Gas Baru
Hal itulah yang menurutnya menjadi alasan dia dan Arifin Tasrif ingin menggelar rapat virtual bersama jajaran PT PLN, setelah sebelumnya gagal bertemu mereka akibat adanya kabar yang menyatakan bahwa sejumlah jajaran direksi PLN terkonfirmasi positif COVID-19.
"Jadi kita akan putuskan beberapa rapat lagi secara virtual, karena kebetulan saya mengertilah kalau lagi lockdown karena COVID-19 tidak bisa diapa-apain. Tetapi tujuan kita juga baik bahwa saya dan Pak Arifin turun ingin melihat data secara detail shippingnya, logistiknya itu titiknya di mana, kebutuhannya berapa," ujar Erick.
Erick mengatakan, Indonesia memiliki kontrak besar dalam batu bara, nikel, timah, LNG, yang memerlukan komunikasi dengan negara-negara lain.
Karenanya, perlu dibangun komunikasi untuk saling memahami kondisi yang ada saat ini, tanpa harus berdampak pada perdagangan batu bara antara Indonesia dengan negara-negara importir tersebut.
"Jangan sampai negara lain melihat Indonesia tidak profesional. Tetap semuanya harus komunikasi, dan negara lain insyaAllah mendukung lah, selama tidak disetop tahunan. Kalau cuma tunda 20 hari, mereka kan juga penuh," kata Erick.
"Yang penting kita jangan saling menyalahkan, kita turun sesuai instruksi Presiden, kita harus selesaikan masalahnya," ujarnya.