Kejar Target Produksi Migas 2022, SKK Migas: Perlu Cara Tak Biasa
- Dok. Pertamina
VIVA – Dalam upaya mengejar target produksi minyak dan gas yang ditetapkan pemerintah perlu langkah-langkah tak biasa. Sebab, target Produksi Migas yang telah ditetapkan tahun ini memiliki tantangan yang cukup besar.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan meski industri hulu migas masih memegang peran strategis tapi dalam pembangunan nasional sejalan dengan tren transisi energi.
Selain itu, sektor migas tidak hanya sebagai sumber energi dan bahan baku industri ataupun sumber penerimaan negara, namun lokomotif penggerak perekonomian nasional dengan menciptakan efek berganda dan terus berupaya meningkatkan kapasitas nasional.
Baca juga: Pajak Capai Target Tapi APBN 2021 Defisit, Begini Penjelasan Menkeu
"Saya mengajak seluruh insan hulu migas untuk berjuang bersama dalam mengeksekusi rencana kerja yang telah kita susun bersama, sehingga dapat membangun kepercayaan pemangku kepentingan, dan membangun optimisme pengembangan industri hulu migas Indonesia," kata Dwi dikutip dari Antara, Selasa 4 Januari 2022.
Adapun, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target jangka pendek di subsektor hulu minyak dan gas bumi berupa produksi 703 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan gas bumi 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sepanjang 2022.
Dan dalam upaya mencapai target produksi jangka pendek itu, SKK Migas berkomitmen akan mengawal pengeboran 900 sumur pengembangan pada tahun ini agar pelaksanaannya bisa berjalan baik dan tidak ada kendala.
Jumlah 900 sumur pengembangan untuk tahun ini berasal dari hasil pembahasan work, program & budget (WPnB), kesepakatan tambahan, dan rencana program filling the gap.
Hasil WPnB ada 790 sumur pengembangan, kemudian 10 tambahan sumur pengembangan dan potensi 100 sumur pengembangan dari survei Full Tensor Gravity Gradiometry (FTG).
Saat ini, pemerintah telah memberikan dukungan dan sangat terbuka untuk mempercepat monetisasi lapangan-lapangan migas yang ada agar potensi energi migas dapat diambil sepenuhnya untuk mendukung penerimaan negara dan modal pembangunan. (Ant)