Penerimaan Pajak 2021 Capai Target, Sri Mulyani Beberkan Pendorongnya
- (ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/pri.)
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, total penerimaan pajak sepanjang 2021 telah tembus dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini.
Dia mengatakan, penerimaan pajak hingga 31 Desember 2021 tersebut telah mencapai Rp1.277,5 triliun atau menembus 103,9 persen dari target penerimaan pajak dalam APBN 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun.
"Ini sangat risilient, ini padahal kita dihantam delta varian," kata Sri saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Januari 2021.
Sri merincikan, penerimaan ini ditopang oleh Pajak Penghasilan (PPh) mencapai Rp696,5 triliun atau 101,9 persen dari target. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp551 triliun atau 106,3 persen dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya Rp30,1 triliun atau 110,2 persen.
PPh pasal 21 hingga akhir tahun tersebut mampu tumbuh hingga 6,2 persen dengan kontribusinya ke total penerimaan pajak mencapai 11,7 persen. PPh 22 Impor tumbuh 49,3 persen dengan kontribusinya 3,2 persen.
"PPh 21 ini entah terjadi penciptaan kesempatan kerja baru atau gajinya karyawan mulai dipulihkan kembali,"ungkap Sri.
PPh Orang Pribadi mampu tumbuh 6,9 persen dengan kontribusi 1 persen, PPh Badan tumbuh 25,6 persen dengan kontribusinya 15,5 persen dan PPh 26 tumbuhnya hingga 24,1 persen dengan kontribusi 5,2 persen.
Sementara itu, PPh Final masih terkontraksi sebesar minus 2,1 persen dengan kontribusinya 8,6 persen, PPN Dalam Negeri tumbuh 14 persen dengan kontribusi 26,8 persen dan PPN Impor tumbuh tertinggi hingga 36,3 persen dengan kontribusinya 15 persen.
"Meski kita mengalami delta varian, PPN terlihat masih menguat, PPN Impor tumbuhnya bahkan seperti menggila," tegas Sri.
Adapun berdasarkan sektornya, industri pengolahan tumbuh 16,77 persen, perdagangan tumbuh 28,79 persen, konstruksi dan real estat tumbuh 9,53 persen serta pertambangan hingga 60,52 persen.
Sektor informasi dan komunikasi mampu tumbuh sebesar 14,03 persen, transportasi dan pergudangan tumbuh 9,75 persen, jasa perusahaan tumbuh 3,52 persen serta jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh tipis sebesar 0,02 persen.
"Per sektornya semuanya positif dalam hal ini meskipun jasa keuangan masih belum membaik," tegas Sri.