BPDPKS Proyeksikan Harga CPO Normal Tahun Depan Karena Ini

Minyak kelapa sawit (CPO) campuran Biodiesel.
Sumber :
  • R Jihad Akbar/VIVAnews.

VIVA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memperkirakan, harga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali normal pada 2022. Hal itu terjadi seiring membaiknya produksi.

Polisi Blak-Blakan Bandar Doyan Jual Sabu di Jakarta karena Cuan Banget, Segini Keuntungannya

Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, pada 2021, harga minyak kelapa sawit memang terus mengalami kenaikan harga. Saat ini bahkan bergerak di kisaran US$1.300 per metrik ton.

Ini dikatakannya tak lain karena permasalah produksi yang disebabkan pengaruh perubahan iklim. Terutama karena fenomena El Nino dan La Nina, hingga bermasalahnya produksi minyak nabati kompetitor.

Noda Minyak Membandel? 4 Tips Hilangkan Noda Minyak Pakai Bahan di Rumah

"Seperti soybean, rapeseed produksinya juga turun karena pengaruh iklim kekeringan di Amerika Selatan, ini jadi harga meningkat," kata dia saat konferensi pers, Selasa, 28 Desember 2021.

Di sisi lain, dia melanjutkan, dari sisi permintaan pun juga terus mengalami kenaikan pesat. Ini dipicu oleh terus membaiknya ekonomi negara-negara konsumen terbesar CPO, seperti China dan India.

Suzuki Siapkan Wagon R Baru, Harga Rp140 Jutaan Bensin Irit Banget

Adapun harga acuan CPO di CIF Rotterdam pada 2021 ini telah berada di rentang US$1.035-1.382 per metrik ton. Sedangkan pada 2022 diperkirakan Eddy akan jauh di bawah angka tersebut.

Pada perkiraan tertinggi, dia mengatakan, BPDPKS memproyeksikan rentang harganya di kisaran US$871-1.094 per metrik ton sedangkan perkiraan moderat US$821-1.032 per metrik ton.

"2022 nanti berdasarkan analisa moderat kita harga CPO yang CIF Rotterdam, yang jadi acuan, menjadi US$821-1.032 per metrik ton sedangkan produksi di 2022 akan terjadi peningkatan," tegas dia.

Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman.

Photo :
  • VIVA/Arrijal Rachman

Dia memperkirakan, jumlah produksi CPO pada tahun depan akan mencapai 51,01 juta ton. Angka ini menurutnya jauh di atas produksi pada 2021 yang sebesar 49,71 juta ton.

Sementara itu, dari sisi konsumsi atau permintaan ekspor akan mencapai 27,9 juta metrik ton dan konsumsi domestik 11,4 juta metrik ton. Naik dari 2021 yang masing-masing 27,08 juta ton dan 11,10 juta ton.

"Permintaannya di 2022 ini kalau kita lihat tidak akan terjadi kenaikan signifikan tapi relatif stagnan di mana permintaan ekspor 27,9 metrik ton dibanding 2021 yang berkisar 27,08 juta ton," ujar Eddy.

Di sisi lain, Eddy mengatakan, untuk penggunaan CPO sebagai biodiesel pada tahun depan diperkirakannya sebesar 10,15 juta kilo liter dari 2021 yang mencapai 9,4 juta kilo liter.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya