Cara LPEI agar Garam Desa Kusamba Bali Bisa Tembus Pasar Ekspor

Ilustrasi garam.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Indonesia Eximbank memberikan pelatihan kepada petani garam anggota Koperasi LEPP Mina Segara Dana, Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali. Pelatihan ini dilakukan guna meningkatkan kualitas produk agar mampu tembus pasar dunia.

Punya Masa Depan Cerah, LPEI Genjot Ekspor Bubuk Kelor supaya Makin Moncer 

MenggandengChef Ragil dari Nusa Gastromy Foundation sebagai pelatih, kegiatan ini merupakan lanjutan dari sinergi LPEI dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan RI dan Pemerintah Kabupaten Klungkung. Daerah itu diketahui telah menjadi Desa Devisa ke-26.

“Pendampingan melalui Program Desa Devisa ini bertujuan mendorong koperasi dan para petani garam di Desa Kusamba menjadi eksportir melalui serangkaian pendampingan berdasarkan kebutuhan koperasi dan petani, ujar Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald Setiawan Grisanto dikutip dari keterangannya, Rabu, 22 Desember 2021.

Bea Cukai Jambi Fasilitasi Ekspor 27 Ton Lidi Tujuan Tiongkok

"Program ini membantu mempersiapkan calon eksportir untuk memenuhi permintaan pasar global sesuai standar produk ekspor, sekaligus meningkatkan kapasitas dari sisi manajemen ekspor maupun teknik produksi,” tambahnya.

Gerald menjelaskan, bentuk program yang akan diberikan kepada petani dan anggota koperasi di Desa Devisa Garam Kusamba, antara lain pelatihan produksi Bali sea salt rub, aspek branding dan digitalisasi, mengikuti pameran dagang, business matching dan juga pendampingan pengurusan sertifikasi produk. 

Anda Bisa Kaya dari Bisnis Ini? Coba Bisnis Jastip!

“Dengan mengikuti program ini, koperasi dan para petani dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membantu meningkatkan perekonomian setempat,” ungkapnya.

Ilustrasi petani garam.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Dia menegaskan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, sesuai mandatnya melakukan percepatan peningkatan ekspor nasional. Salah satunya dengan membangun potensi kawasan menjadi penghasil devisa melalui Program Desa Devisa.

Program ini dimulai sejak tahun 2019 berawal dari Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Kabupaten Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi selanjutnya ada Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan. Saat ini kedua desa devisa telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke negara-negara Eropa.

Selama tahun 2021 hingga bulan November LPEI telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Devisa Garam Kusamba dan Desa Devisa Rumput Laut Sidoarjo. Total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.894 orang petani/penenun/pengrajin dan ke depannya akan terus bertambah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya