Dirut: Anjloknya Kinerja Garuda Indonesia Dipengaruhi PPKM
- VIVA/Anry Dhanniary
VIVA – Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengakui, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal II dan III 2021, telah berpengaruh cukup signifikan bagi kinerja maskapai pelat merah tersebut.
Irfan menjelaskan, sebelum pandemi COVID-19 merebak atau tepatnya di kuartal III-2019, jumlah penumpang Garuda Group seluruhnya mencapai hingga 8,2 juta orang.
"Tapi saat pandemi dan diberlakukannya PPKM, jumlah penumpang di kuartal III-2021 anjlok hingga menjadi 1,8 juta orang penumpang saja," kata Irfan dalam telekonferensi, Senin 20 Desember 2021.
Baca juga:Â Soal Restrukturisasi, Dirut Garuda Indonesia Beberkan Progresnya
Dia menambahkan, hal serupa juga terjadi pada segmen angkutan kargo. Di mana, jika sebelumnya Garuda mampu mengangkut 80,9 juta ton kargo di masa sebelum pandemi, namun selama penerapan PPKM akhirnya mengalami penurunan menjadi hanya 66,4 juta ton.
"Dan penurunan penumpang serta muatan kargo itu jelas sangat berimbas pada pendapatan perusahaan," ujarnya.
Karenanya, seiring dengan tekanan bisnis yang terus terjadi akibat pandemi COVID-19, Irfan memastikan bahwa pihaknya masih terus gencar melakukan langkah efisiensi usaha. Sehingga, Garuda berhasil menekan beban usaha dari US$678,2 juta pada kuartal II-2021 menjadi US$600,3 juta kuartal III-2021.
Kemudian, dengan adanya pelonggaran kebijakan PPKM, hal itu akhirnya dapat mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan berimbas positif bagi kinerja Garuda Indonesia. Di mana, terjadi peningkatan jumlah pengguna jasa Garuda baik dari sisi penumpang ataupun dari sisi kargo/muatan barang.Â
"Di September 2021 lalu jumlah penumpang naik 83 persen, dari 115 ribu menjadi 211 ribu penumpang dengan SLF (seat load factor) rata-rata mencapai 36 persen," kata Irfan.
"Diharapkan kondisi ini akan terus berlanjut di sisa waktu tahun 2021 ini, dan pada 2022 mendatang. Sehingga dengan begitu diharapkan kinerja keuangan perusahaan akan semakin membaik," ujarnya.