Jokowi: Jika BUMDes Hadir Matikan Usaha Kecil di Desa, Itu Salah!
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Presiden Jokowi mengungkapkan sejak 2014 hingga saat ini, jumlah Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes jumlahnya meningkat drastis. Tak tanggung-tanggung, dari jumlah 8.100 BUMDes pada 2014, saat ini sudah ada 57.200 BUMDes di seluruh Indonesia.
"Yang sangat drastis adalah kenaikan dari BUMDes, naik 600 persen, tepatnya 606 persen dari 2014 sejumlah 8.100 melompat menjadi 57.200 BUMDes," kata Jokowi, dalam acara peluncuran Sertifikat Badan Hukum dan Peresmian Pembukaan Rakornas BUMDes, Senin 20 Desember 2021.
Jokowi mengatakan, meski itu adalah hal yang bagus namun Jokowi mengatakan jangan hanya terpaku kepada jumlahnyanya saja. Tetapi kualitas aktivitas, kualitas kegiatan yang ada di dalamnya harus betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca juga:Â Soal Restrukturisasi, Dirut Garuda Indonesia Beberkan Progresnya
"Jangan hanya dapat sertifikat badan hukum, kemudian buat plang BUMDes, desa Suka Makmur misalnya hanya itu aja tapi kegiatan didalamnya Nggak ada kegiatan, kualitas kegiatannya tidak jelas, ini yang ingin kita semuanya bekerja betul-betul memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat kita," kata Jokowi
BUMDes harus mengambil peran dalam kegiatan ekonomi masyarakat yang bermanfaat. Jangan justru mematikan usaha kecil yang ada di desa.
"BUM Desa-BUM Desa bersama harus mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang bermanfaat. Jangan sampai justru mematikan usaha rakyat yang telah ada. Misalnya ini di desa sudah ada toko kecil-kecil, 5 atau 10 BUMDes malam buat toko yang lebih gede, yang 10 mati yang ini hidup baik," kata Jokowi.
Selain itu, apabila BUMDes muncul tetapi mematikan bisnis kecil milik masyarakat di Desa, maka itu ada yang salah.Â
"Ini yang enggak bener, bukan itu. Saudara-saudara semuanya harus bisa memacu mentrigger agar yang 10 ini bisa menjadi 20 atau yang 10 itu dari kecil menjadi menengah atau menjadi besar. Tugas-tugas itu yang kita inginkan. bukan mematikan yang sudah ada," kata Jokowi.