Curhat Menteri Basuki Sektor Konstruksi Butuh Inovasi Terkini

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mempertanyakan inovasi-inovasi terbaru apa yang bisa dihadirkan dalam sektor infrastruktur atau jasa konstruksi hari ini dan ke depannya.

PPN Mau Naik 12 Persen, Masyarakat Bakal Sulit Punya Rumah

Dia menekankan bahwa pembaharuan inovasi itu harus tetap terus dikembangkan, khususnya di dunia infrastruktur dan sektor konstruksi di Tanah Air.

Basuki mengakui bahwa dua inovasi asli gubahan anak bangsa yang sudah dimiliki saat ini, tentunya membutuhkan pembaharuan inovasi atau bahkan inovasi tandingan yang lebih canggih lagi.

Asosiasi Pengusaha Konstruksi Tolak Kenaikkan PPN Jadi 12 Persen, Harga Material Bisa Meroket

"Dua inovasi kita yang sudah kita miliki, misalnya pertama yakni inovasi dalam hal metode konstruksi Sosrobahu karya Ir. Tjokorda Raka Sukawati," kata Basuki dalam telekonferensi di acara webinar 'Konektivitas Jalan Untuk Indonesia Maju', Kamis 16 Desember 2021.

Basuki menjelaskan, sampai sekarang belum ada yang bisa meng-update inovasi Sosrobahu ini. Kecuali update inovasi pertambahan beban yang sudah ada.

Lembaga Amil Zakat Bangun Ruang Kelas Tahfidz di Luwu Timur, Wujudkan Mimpi Generasi Qur'ani

"Dari dulu 450 ton commuter sekarang sudah bisa mencapai 1.300 ton commuter. Ini yang saya kira perlu juga (update inovasinya)," ujarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat rapat dengan Komisi V DPR RI.

Photo :
  • PUPR

Meski demikian, Basuki masih mengakui keunggulan dari inovasi metode konstruksi Sosrobahu tersebut. Sebab, dengan metode itu arus lalu lintas kendaraan di sekitar proyek konstruksi itu tidak perlu dihentikan.

Hal itu misalnya sebagaimana yang dilakukan di pembangunan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) elevated. Di mana traffik kendaraan masih bisa berjalan saat pembangunan konstruksi dilakukan.

"Jadi saat malam, pekerjaan (konstruksi) bisa dilakukan dengan window time, yang walaupun dalam rentang waktu 3-4 jam atau agak lama sedikit, tapi tetap (progres pekerjaan) bisa kita kembangkan," ujar Basuki.

Selain itu, ada lagi inovasi yang dilakukan pada long span LRT Jabodetabek di daerah Warung Buncit (Jakarta), yang inovasinya dilakukan oleh Arvila Delitriana.

Karenanya, lanjut Basuki, ke depannya anak-anak muda Bina Marga khususnya dan Kementerian PUPR secara umumnya, masih dibutuhkan untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru lainnya di bidang metode konstruksi.

"Jadi anak-anak muda itu tidak hanya main gadget saja, tapi ini semua akan dilakukan kalau kita ke lapangan. Karena penelitian yang dibutuhkan bukan murni riset semata, tapi riset yang datang dari kebutuhan pasar dan lapangan. Kemudian diteliti dan direkayasa untuk menghasilkan inovasi," kata Basuki.

"Jadi bukan bio-research, yang biasanya hanya memperhitungkan dampak atau gaya-gaya kinetik dari butir hujan terhadap ban dan jalan. Tapi kita butuhkan riset lebih dari itu untuk bisa menghasilkan misalnya jembatan yang lebih banyak, lebih panjang, dan lebih layak," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya