Simak Rencana Ekspansi Siloam yang Berlanjut di 2022

Siloam Hospitals.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) disebut memiliki potensi untuk tumbuh stabil pada tahun 2021 dan tahun 2022. Hal ini karena dipengaruhi sejumlah rencana ekspansi yang terus berlanjut di tahun depan.

Gandeng Dubai Chamber, vOffice Buka Pintu Perusahaan RI Ekspansi Bisnis

Komisaris Utama SILO sekaligus CEO LPKR John Riady mengatakan, LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.

"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia," ujarnya dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu 15 Desember 2021.

PGN Agresif Kembangkan Market Gas Bumi di Indonesia Timur

Terlebih lagi, lanjut dia, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. "LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk mewujudkan misi kami yaitu memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia," kata dia.

Rumah Sakit Siloam.

Photo :
  • Dokumentasi Siloam.
PMI Manufaktur RI September 2024 Masih Lesu, Menperin: Perlu Regulasi Tepat Bebagai Kementerian

Saat ini, SILO mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

Sementara itu, dalam publikasi risetnya, Equity Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menyampaikan rencana penambahan rumah sakit akan meningkatkan kinerja keuangan SILO.

“SILO berencana untuk menambah pengoperasian 2 rumah sakit baru setiap tahun serta komitmen manajemen SILO agar margin EBITDA tetap stabil di kisaran 20 persen-25 persen,” papar Jono. 

Ia memperkirakan, sampai akhir tahun 2021, pendapatan SILO mencapai Rp8,93 triliun, EBITDA Rp1,94 triliun dan laba bersih Rp674 miliar. Adapun pada tahun 2022, kinerja SILO diprediksi cenderung tumbuh dengan pendapatan Rp9,56 triliun, EBITDA Rp2,09 triliun dan laba bersih Rp754 miliar. 

Transformasi Digital

Rencana SILO mendorong transformasi digital disebut juga berperan penting dalam pertumbuhan kinerja perusahaan. SILO telah melakukan investasi strategis di Prixa.ai, sebuah platform bantuan medis Artificial Intelligence (AI), yang mengaplikasikan teknologi diagnostik yang terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi.

Teknologi ini dapat digunakan untuk merampingkan proses rujukan pasien dan menjadi alat yang berharga untuk membantu dokter dalam membuat diagnosis yang akurat dan efisien. Selain itu, SILO juga terus mengembangkan MySiloam dan website perusahaan sebagai rencana transformasi digital.

Saat ini, sekitar 8 persen pengguna MySiloam adalah pasien baru dan sekitar 10 persen dari total kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam. 

Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha. LPKR merupakan pemegang saham utama SILO dengan kepemilikan 55,4 persen saham per 3 Agustus 2021.

Ilustrasi RS Siloam.

Genjot Inovasi Bisnis, RS Siloam Raih Sederet Apresiasi

Peningkatan bisnis itu pun ditegaskan tidak hanya terlihat dari kualitas layanan medis, namun juga dari pengembangan fasilitas, prosedur, serta teknologi yang digunakan.

img_title
VIVA.co.id
25 Oktober 2024