Pengembangan Bandara Kualanamu Bakal Bikin DPSP Sumut Makin Populer
- ANTARA/Septianda Perdana
VIVA – Bandara Kualanamu oleh PT Angkasa Pura II dengan GMR Airports diproyeksi bakal menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi di Sumatera. Menyusul pengembangan secara besar-besaran yang akan dilakukan oleh kedua operator tersebut.
Kemitraan Angkasa Pura II bersama GMR Consortium terbentuk melalui perusahaan patungan bernama PT Angkasa Pura Aviasi, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Angkasa Pura II sebesar 51 persen. GMR pun diketahui sebagian sahammnya dimiliki oleh operator bandara asal Paris, Aeroports De Paris (ADP).
Rencananya, kemitraan strategis ini akan menjadikan bandara Kualanamu sebagai hub di Asia Tenggara yang meng-cover Asia Selatan dan Kawasan Indo-China. Untuk mewujudkan hal itu, fasilitas-fasilitas pendukung seperti Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), peningkatan aktivitas ground handling, kargo, lounge, dan commercial area akan dibangun.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo berpendapat, kemitraan ini memiliki efek berganda yang besar sehingga berpotensi mengangkat ekonomi daerah. Khususnya, terhadap ekonomi masyarakat dari sisi peningkatan lapangan kerja di Sumatera Utara.
"Dampaknya akan positif bagi ekonomi Sumatera Utara, terutama pariwisata. Dibandingkan dengan Singapura misalnya, yang berkelas internasional, maka potensi yang kita miliki itu besar. Dengan kerja sama ini maka Sumatera Utara terekspos ke luar negeri sehingga akan banyak datang wisatawan asing yang akan datang. Dan itu kan yang kita harapkan," kata Wahyu dikutip dari keterangannya, Senin, 13 Desember 2021.
Menurutnya, Sumatera Utara jika dikelola dengan sangat baik pasti akan menjadi salah satu daerah yang maju. Apalagi sudah ada fasilitas yang diberikan negara seperti pembangunan infrastruktur.
“Terlebih, ujung utara Pulau Sumatra itu telah ditetapkan sebagai destinasi prioritas nasional (Destinasi Pariwisata Super Prioritas/DPSP), khususnya kawasan Danau Toba yang kini telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG),” jelasnya.
Ario menilai, kemitraan ini juga akan mengerek investasi di Sumatra Utara. Hal ini pun akan makin meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB). Selain, memacu lalu lintas wisatawan baik asing maupun domestik.
"Investasi itu masuknya dari perjalanan atau traveling. Jadi dengan Bandara Kualanamu jadi internasional hub akan mendatangkan investasi masuk ke wilayah Sumatra Utara karena potensi yang besar," ujarnya.
Terpacunya investasi dan pariwisata itu lanjut Aryo pun pada akhirnya akan mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sehingga, ekonomi di semua sektor bisa berkembang.
Sebagai informasi, Angkasa Pura Aviasi akan mengoperasikan Bandara Kualanamu dengan pola kemitraan strategis selama 25 tahun senilai US$6 miliar melalui skema Build Operate Transfer (BOT). Di mana pada akhir kerja sama seluruh aset akan diserahterimakan kembali kepada Angkasa Pura II.