Lepas Ekspor di Sumut, Wapres Ingatkan Soal Jebakan Negara Berkembang

Wapres Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • Putra Nasution/VIVA.

VIVA – Wakil Presiden RI (Wapres) Ma'ruf Amin menghadiri acara pembukaan peringatan Hari Perkebunan dan Peluncuran Hari Rempah Nasional di kawasan Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat, 10 Desember 2021.

Anies Baswedan Doakan Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut: Selamat Berjuang Pak Edy!

Dalam kegiatan itu, Ma'ruf Amin didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi melepas ekspor 25 komoditas perkebunan dan rempah asal Sumatera Utara ke 34 negara dengan nilai mencapai Rp207,93 miliar.

Ma'ruf Amin mengatakan, kegiatan ekspor dalam peringatan Hari Perkebunan merupakan momentum untuk Indonesia bangkit lebih maju. Guna mewujudkan sektor pertanian yang lebih tangguh dalam meningkatkan produksi serta volume ekspor.

Daftar Harga Pangan 21 November 2024: Telur Ayam hingga Minyak Goreng Naik

"Kita harus secepatnya keluar dari jebakan negara berkembang yakni negara pengekspor bahan mentah," ungkap Ma'ruf Amin.

Wapres menjelaskan, sudah saatnya pengembangan komoditas perkebunan dan rempah dikembangkan melalui peningkatan produktivitas, produksi, pengembangan industri pengolahan dan daya saing. Tidak hanya itu, ke depan Indonesia juga harus mengekspor bahan yang sudah diolah sehingga mampu meningkatkan nilai produk.

Genjot Pertanian di Provinsi Banten, Andra dan Airin Sepakat Soroti soal Ketersediaan Pupuk

"Sebab, perkebunan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang, lebih dari lima abad yang lalu, lautan nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk perkebunan seperti lada, pala, cengkeh dan rempah-rempah lainnya," tegas Wapres.

Hal ini, kemudian berkembang dengan berbagai komoditi seperti kopi, kakao, karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi produk utama dalam perekonomian nasional, demikian Wapres menambahkan.

Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain itu, untuk meningkatkan nilai ekspor sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus menciptakan berbagai langkah terobosan. Di antaranya sistem perdagangan internasional yang terbuka. 

Selanjutnya, membangun berbagai prasarana dan sarana penunjang untuk proses produksi, distribusi dan logistik untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan membentuk tata kelola niaga yang menguntungkan produsen dan konsumen. Termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun.

"Dengan adanya sistem perdagangan internasional yang terbuka ini, kita dapat mengatasi hambatan dalam arena perdagangan internasional. Maka perlu dilakukan penyesuaian kebutuhan akan persyaratan memasuki arena perdagangan pasar global," jelasnya.

Di tempat yang sama, Mentan Syahrul mengaku optimis dapat meningkatkan produksi, daya saing dan ekspor komoditas perkebunan dan rempah. Ini didasari dari keberhasilan membangun pertanian yang maju sehingga di masa pandemi hanya sektor pertanian yang tumbuh positif sehingga menjadi penyelamat pertumbuhan perekonomian nasional.

"Peringatan Hari Perkebunan ke-64 yang dirangkaikan dengan Peluncuran Penetapan Hari Rempah Nasional ini bertujuan untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas dan partisipasi seluruh stakeholeder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk mengambil peran dalam meningkatkan ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi," ucapnya.

"Peringatan ini menjadi momentum kita bangkitkan semangat untuk tingkatkan ekspor komoditas perkebunan dan rempah kita menjadi tiga kali lipat. Dan peringkat Indonesia sebagai penghasil rempah harus naik dari saat ini 10 menjadi 3 atau 2 terbesar dunia," imbuh SYL.

Perlu diketahui, 25 komoditas perkebunan yang diekspor yakni cengkeh, palm kernel, jernang, kapulaga, karet, kayu karet, kelapa parut, kemenyan, kemiri, kolang kaling, kopi biji, kopi instan, kulit kayu manis, lidi, dan minyak sawit. Kemudian, nipah, palm kernel oil, palm kernel stearin, pinang biji, palm olein, santan kelapa, tembakau kering, desicated coconut dan shortening.

Negara tujuan ekspor meliputi Malaysia, Chili, Cina, Jerman, Jepang, Afrika Selatan, Taiwan, Vietnam, Filipina, India, Ukraina, Argentina, Spanyol, US, Korea Selatan, Belanda, Polandia, Thailand, Algeria, UAE, Pakistan, Haiti, Singapura, Mesir, Irak, Banglades dan Odessa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya