Tahun 2022, Masih Akan Banyak Unicorn Baru Muncul di Indonesia

Anggota Steering Sommittee IFSoc, Rudiantara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Indonesia Fintech Society (IFSoc) memprediksi bahwa pada tahun 2022 mendatang fenomena kemunculan unicorn-unicorn baru masih akan terus bermunculan di Tanah Air.

Dukung Inovasi Pebisnis Muda, Program Pelatihan UI Incubate Digelar Membina Puluhan Start Up

Anggota Steering Sommittee IFSoc, Rudiantara menjelaskan, hal itu merupakan kelanjutan dari telah bermunculannya delapan  unicorn pendahulu mereka, yakni Gojek-Tokopedia (Goto), J&T Ekspress, Bukalapak, Traveloka, Xendit, Ajaib, Onlinepajak, dan Ovo.

"Di tahun 2022 (unicorn-unicorn baru) masih akan bermunculan. Misalnya dari sektor fintech, edutech, atau bahkan healthtech," kata Rudiantara dalam telekonferensi, Kamis 9 Desember 2021.

Kolaborasi dengan Pelaku Start-Up, Kaesang Ingin PSI Lebih Anak Muda

Namun, Menteri Kominfo RI periode 2014-2019 itu juga menekankan bahwa yang terpenting dari fenomena kemunculan unicorn-unicorn baru tersebut adalah perihal keunggulan dari model bisnis, proses pengembangan, serta seberapa sustainable-nya unicorn baru tersebut.

Sebab, kata unicorn itu sebenarnya hanyalah merupakan status semata, yang tidak akan terlalu berdampak signifikan sebagai sebuah bisnis jika model bisnisnya sendiri tak memiliki banyak inovasi dan strategi. "Lalu apakah nanti masih akan pakai strategi bakar uang, atau sudah ada yang fokus pada aspek cashflow dan lain sebagainya," ujar Rudiantara.

Pidato, Gibran Rakabuming Raka Sampaikan Visi Misi Dari Dana Abadi Pesantren Hingga KIS Lansia

Rudiantara sendiri mengakui bahwa strategi bisnis unicorn dengan melakukan metode 'bakar uang' semacam itu sebenarnya saat ini sudah mulai ditinggalkan. Sebab, banyak perusahaan-perusahaan baru atau start-up yang justru sudah mulai berlomba untuk bisa segera meraup profit, sejak awal bisnisnya itu berjalan.

"Karena kalau diamati, sekarang itu para investor sudah mulai fokus ke masalah cashflow (dari sebuah perusahaan)," ujarnya.

Diketahui, saat ini Indonesia memiliki delapan unicorn yang bervaluasi di atas US$1 miliar, dan menduduki posisi kedua sebagai negara dengan unicorn terbanyak di ASEAN. Dimana, empat diantaranya bahkan baru muncul di tahun 2021, yakni J&T Express, Onlinepajak, Xendit, dan Ajaib.

Selain itu, langkah merger yang terjadi antara Gojek dan Tokopedia (GoTo), merupakan langkah strategis yang akan berdampak pada penguatan ekosistem digital. Hal itu seiring dengan IPO Bukalapak, yang disebut-sebut sebagai penggalangan dana terbesar dalam sejarah bursa dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai sebesar Rp21,9 triliun.

Sehingga, ke depannya IPO dinilai akan menjadi alternatif diversifikasi dan penggalangan modal start-up. Apalagi, OJK juga telah mengeluarkan aturan terkait kebijakan multiple voting share (MVS), yang akan berdampak positif sebagai upaya mengakomodir start-up unicorn untuk bisa melakukan IPO di lantai bursa.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya