Setiap Tahun Cukai Naik, Petani dan Pekerja Tembakau Gelisah
- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
VIVA – Rencana pemerintah untuk menaikkan kembali tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) membuat para petani tembakau, cengkih dan pekerja lintingan gelisah. Sebab, kenaikan tarif cukai dinilai bisa memutuskan ekonomi industri tembakau.
Untuk itu, para pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI) Jawa Timur meminta perlindungan kepentingan pekerja dari rencana kenaikan cukai.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Daerah FSP RTMM SPSI Jawa Timur Purnomo mengatakan, kenaikan cukai rokok pasti akan mempengaruhi nasib jutaan pekerja industri rokok dan tembakau di seluruh Indonesia.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 9 Desember 2021: Global Datar, Antam Turun
“Rencana kenaikan cukai rokok yang disampaikan pemerintah, berdampak ke nasib jutaan pekerja industri rokok dan tembakau di seluruh Indonesia,” kata Purnomo, dikutip Kamis 9 Desember 2021.
Sedangkan, pimpinan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Pamekasan Samukrah mengatakan, di masa pemulihan ekonomi para petani ini berharap agar pemerintah tidak menaikkan tarif CHT lagi selama pandemi.
Dia mengatakan petani sedang mendapatkan cobaan yang berat, hasil panen tembakau gagal akibat cuaca yang tak menentu, pandemi COVID-19 dan belum termasuk permintaan industri yang terus menurun.
Tidak hanya itu, rencana kenaikan cukai juga dinilai akan berdampak pada maraknya rokok ilegal yang harganya lebih murah.
Sementara, Anggota Komisi XI DPR RI Willy Aditya mengungkapkan kenaikan CHT sebenarnya selain menurunkan produktivitas Industri Hasil Tembakau (IHT), hal itu juga akan menyuburkan pasar rokok ilegal.
Dia mengatakan banyak pihak dari elemen IHT yang telah menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait penolakan kenaikan CHT.
Para pekerja dan petani tembakau ini, kata Willy, khawatir kelangsungan hidupnya menjadi tidak pasti akibat kenaikan cukai rokok.
“Jangan sampai kita harus menanggung konsekuensi atas semakin banyaknya petani dan pekerja SKT yang terdampak di masa sulit ini,” ujarnya.