Mendag: Indonesia Tidak Lagi Jadi Pasar Waralaba Asing
- Antara/HO-Kemendag
VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, Indonesia saat ini tidak lagi menjadi pasar bagi waralaba asing. Menurutnya, waralaba dalam negeri telah menguasai pasar Tanah Air.
Selain sudah merebut kembali pasar Tanah Air, waralaba lokal dikatakannya saat ini juga mulai merambah pada pasar negara-negara luar negeri, khususnya yang berada di kawasan ASEAN.
"Saya sangat bangga Indonesia tidak lagi jadi pasar waralaba asing karena waralaba lokal sudah jadi tuan rumah dan meguasai pasar dalam negeri," kata dia di acara Indonesia Franchise Forum dan Biz Fest 2021, Selasa, 7 Desember 2021.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 7 Desember 2021: Global Datar, Antam Naik
Meski demikian, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) di Indonesia masih didominasi luar negeri.
Pada 2021, data waralaba berdasarkan penerbitan STPW pemberi waralaba dari luar negeri mencapai 124, naik dari 2020 yang sebanyak 120. Sedangkan dari dalam negeri hanya 107, naik dari 105 pada 2020.
Sektor usaha waralaba dari luar negeri ini mayoritas didominasi bisnis makanan dan minuman sebesar 63,71 persen. Kemudian, pendidikan non formal 14,52 persen dan ritel 13,71 persen.
Adapun yang dari dalam negeri, sektor usaha waralaba yang mendominasi juga makanan dan minuman sebesar 58,37 persen. Diikuti Ritel 15,31 persen dan pendidikan non formal 13,40 persen.
"Bahkan mulai merambah ke pasar regional. Saya optimis dengan kolaborasi pemerintah, dunia usaha dan asosiasi waralaba kita bisa menembus dan bersaing di pasar global," tutur Lutfi.
Di sisi lain, dia menekankan, sektor bisnis waralaba pada dasarnya masih memiliki optimisme untuk bangkit dari dampak Pandemi COVID-19. Sebab, pada 2020 masih mencatatkan omzet cukup tinggi.
Dia mengatakan, pada tahun awal menyebarnya Pandemi COVID-19 tersebut, bisnis waralaba mampu mencatatkan omzet tidak kurang dari Rp54,4 miliar dengan kontribusi penyerapan tenaga kerja mencapai 628 ribu.
"Para pelaku usaha waralaba harus mampu beradaptasi dengan kondisi new normal di mana masyarakat lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Kita harus optimistis pada 2020 terhadap bisnis waralaba," ungkap dia.