Kinerja Industri Telko Direspons Positif Pasar Saham RI, Ini Alasannya

Ilustrasi IHSG.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kinerja PT Indosat Tbk yang membaik saat ini dinilai akan memunculkan sentimen positif di pasar modal. Aplagi perusahaan itu pada tahun ini rencananya akan melakukan aksi korporasi berupa pembagian dividen bagi pemegang saham.

Beragam Inovasi dan Kolaborasi, Ajang IDEA Expo 2024 Panen Apresiasi

Pengamat pasar modal, Reza Priyambada memproyeksikan, aksi korporasi itu bakal mendorong aksi membeli saham Indosat oleh para pelaku pasar. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa kinerja atau performance bisnis Indosat lagi bagus-bagusnya. 

“Ada lonjakan pertumbuhan dari bisnis Indosat. Yang sebelumnya bisnis Indosat tercatat merugi, kini bisa membukukan laba. Pasar biasanya memberikan apresiasi atau sentimen positif. Apalagi, saham Indosat termasuk saham likuid. Artinya pasar selalu memberikan perhatian atau memantau perkembangan kinerja emiten Indosat,” ujar Reza dalam keterangannya, dikutip Minggu, 5 Desember 2021.

Samator Indo Gas Bukukan Laba Bersih Rp 85,5 Miliar Kuartal III-2024

Seperti diketahui, dalam keterbukaan informasi dari pasar modal. emiten telekomunikasi berkode ISAT ini akan membagikan dividen interim sebesar Rp4,99 triliun atau sebesar Rp920,14 untuk setiap sahamnya. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Desember 2021.

Dengan komposisi saham, Ooredoo Asia Pte. Ltd menggenggam 65 persen kepemilikan, PT Perusahaan Pengelola Aset 14,29 persen, dan masyarakat sebanyak 20,71 persen. 

IHSG Ditutup Mendatar di Level 6.983, Saham ESSA hingga BRIS Kinclong

Di sisi lain, tercatat hingga kuartal III-2021 Indosat membukukan pendapatan Rp23,06 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh 11,96 persen dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp20,59 triliun. 

Dari sisi bottom line, ISAT mampu membalikkan kerugian di kuartal III-2020 menjadi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp5,8 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun sebelumnya ISAT mencatatkan rugi bersih Rp457,5 miliar.

Reza menegaskan bahwa sentimen positif terhadap emiten ISAT tak lepas dari kondisi pasar industri Telko yang sudah terbentuk. Artinya, pelaku pasar melihat bahwa semakin berkembangnya pasar dan teknologi, mendorong perkembangan proses digitalisasi (transformasi digital) pun semakin masif. 

Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini di mana hampir semua masyarakat, mulai dari kalangan bawah sampai atas butuh layanan data yang disediakan oleh provider telekomunikasi.

Terkait pasar industri Telko yang sudah terbentuk, Reza memberikan contoh aksi korporasi XL yang berencana akan merger dengan Axis. Saat itu, pasar sudah melihat dan mempresdiksi, siapa yang akan digandeng oleh XL. Ketika hal tersebut terwujud, pelaku pasar tentu akan melakukan aksi beli saham XL.

Sedangkan untuk Telkomsel yang belum melakukan konsolidasi, Reza melihat isunya lebih kepada upaya perusahaan mempertahankan pangsa pasar.

Analisis Pengaruh Tentang COVID-19 Terhadap Harga Saham

Photo :
  • vstory

"Jadi, mereka boleh dibilang menguasai pangsa pasar. Skala bisnisnya sudah sangat besar. Jadi, yang dibutuhkan mereka adalah bagaimana agar pangsa pasar yang ada tidak bergeser ke ‘tetangga-tetangga sebelah," tambahnya.

Karena itu, Reza tidak terkejut dengan aksi korporasi Indosat yang melakukan merger dengan Tri. Meski sempat memunculkan sentiment negatif karena kepastian proses merger yang maju mundur, namun pada akhirnya pelaku pasar akan menunggu akhir dari proses merger ini. 

“Setelah terjadinya konsolidasi ini ternyata nanti coverage Indosat semakin luas, kemudian jumlah pelanggan meningkat, kualitas layanan datanya semakin baik sehingga akan memberikan tambahan revenue. Maka sentimen negatif tersebut lambat laun akan bergeser menjadi sentimen positif. Artinya, pelaku pasar akan melihat bahwa aksi korporasi tersebut ternyata menghasilkan nilai tambah yang positif, terutama bagi pelanggan, industri maupun perusahaan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya