Pertamina Hulu Mahakam Perkenalkan Pertakultur Ramah Lingkungan

Program Pertanian 4.0 Pertamina Hulu Mahakam.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di wilayah Kerja Kalimantan, PT Pertamina Hulu Mahakam atau PHM perkenalkan pertanian pertakultur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Teknik pertanian baru ini menerapkan pemanfaatan bahan dan alat pertanian yang diproduksi sendiri oleh kelompok tani di sekitar wilayah kerja PHM. Program ini membantu ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja.

PHM menyebut program ini masuk dalam Program Petani Maju 4.0 di Handil Baru Barat, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sehingga dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan.

Baca juga: Pamer Payudara di YIA, Reuni 212 hingga Mimpi Ketemu Rasulullah

Head of Communication, Relations & CID PHM, Frans Alexander A Hukom mengatakan saat ini PHM membina sebanyak dua kelompok tani yang menguasai pengetahuan bertani dengan teknik pertakultur. 

Contohnya, kata dia adalah limbah pertanian dan peternakan diolah menjadi pupuk organik dan secara mandiri telah mampu memproduksi pupuk organik cair (PCO) hingga 500 liter per bulan.

PCO ini juga digunakan untuk pemupukan dalam proses penyemaian tumbuhan langka di greenhouse BSP untuk mendukung program keanekaragaman hayati. Kelompok petani binaan ini juga dilatih memproduksi media tanam secara mandiri, yang kini mencapai 300 kg per bulan.

"Dari kedua material pendukung tersebut, kelompok tani saat ini bisa mendapatkan tambahan penghasilan hingga Rp9,6 juta per tahun," ungkap Frans kepada media, di Samboja, Kalimantan Timur, Jumat 3 Desember 2021.

PHM sendiri telah menginisiasi Program Petani Maju 4.0 sejak 2018 karena perusahaan telah mengidentifikasi berbagai persoalan terkait pengelolaan lahan tersebut. 

Program ini dimulai dengan membuat pemetaan sosial dan identifikasi wilayah, dilanjutkan pembentukan kelompok tani. Saat ini, program ini ada pada tahapan penguatan dan pengembangan di mana PHM aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kader pemuda dan wanita tani.

"Harapannya, pada 2022, program Petani Maju 4.0 dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan di wilayah Kutai Kartanegara," katanya.

Adapun, kelompok petani di Samboja kini juga memasok kebutuhan sayur mayur dan buah buahan yang mereka hasilkan untuk katering PHM melalui kontraktor perusahaan jasa katering yang melayani PHM di fasilitas BSP. Pengiriman perdana produk pertanian itu berlangsung pada 5 Agustus 2020 lalu.

Dengan demikian kelompok tani ini juga ikut mendukung kegiatan operasi perusahaan melalui pasokan buah-buahan dan sayuran seperti, pepaya, nenas, tomat, timun, terong dan lain-lain. 

Terlebih lagi, kata Frans dimasa pandemi ini pasokan sayur dan buah-buahan akan turut meningkatkan imunitas para pekerja dan mitra PHM untuk kelancaran produksi minyak dan gas di BSP khususnya.

Pertanian 4.0 Pertamina Hulu Mahakam.

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik
UMKM Binaan Pertamina Berhasil Raih Transaksi Lebih dari 4,5 Miliar di Belanda

Sementara itu, Petani Pemuda Binaan PHM, Shaqil Effendi mengatakan bahwa menjadi petani bukan profesi yang menarik bagi banyak pemuda saat ini, bahkan banyak pemuda nilai petani sudah merupakan pandangan masa lalu.

Pemuda kelahiran Senipah, Kalimantan Timur itu, kini terpanggil menjadi petani, karena dia melihat tidak ada regenerasi petani di desanya. Terlebih PHM menawarkan program Petani Maju 4.0. 

Hasil Uji Lemigas dan LAPI ITB: Pertamax Bukan Penyebab Mobil Rusak

Adapun, desa tempat tinggal Shaqil berjarak 2 kilometer dari salah satu fasilitas produksi di Wilayah Kerja (WK) Mahakam, yakni Bekapi-Senipah-Peciko-South Mahakam (BSP), yang dioperasikan PHM. 

Kampung itu sejatinya potensial untuk dijadikan area pertanian, karena di sana terhampar 41 hektare lahan tidur.

Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 Desember 2024, Banyak yang Naik

Sedangkan, untuk pemasarannya, Shaqil mengakui telah disediakan aplikasi Tanam Digital yang menjadi sarana pemasaran daring serta akses informasi produk pertanian dan peternakan. 

Saat ini para pemuda tersebut menjadi operator aplikasi tersebut, guna menghadirkan investor dari luar Kampung Kamal.

Lalu, dalam program Petani Maju 4.0 PHM juga perkenalkan penggunaan drone untuk kegiatan patroli hijau. Drone itu mampu mengolah data untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi titik-titik lahan rawan kebakaran.

"Dengan menjadi petani Saya bisa kuliah dengan biaya sendiri," ujar Shaqil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya