Sampah di Cilegon Disulap Jadi Bahan Bakar PLTU

PT Indonesia Power mengubah sampah menjadi bahan bakar jumputan untuk PLTU
Sumber :
  • VIVA/Yandi Deslatama

VIVA – Sampah yang ada di TPSA Bagendung, Kota Cilegon, Banten, diubah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) oleh PT Indonesia Power yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. Sampah di TPSA Bagendung Cilegon ini  menampung 300 ton sampah per harinya.

Inisiatif Pengelolaan Sampah Puntung Rokok yang Menginspirasi

BBJP itu nantinya ditargetkan bisa memenuhi 23 persen bahan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di PLTU, pada tahun 2025 mendatang. Sehingga bisa mengurangi penumpukkan sampah di Kota Baja.

"Alhamdulillah saat ini permasalahan sampah di Cilegon sudah bisa sedikit teratasi dengan terealisasinya program dari PT Indonesia Power, ini menjadi sebuah terobosan baru untuk mengurangi volume sampah di Kota Cilegon," kata Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian di Kota Cilegon, Banten, pada Jumat, 3 Desember 2021.

Menteri Lingkungan Hidup Ajak Pemerintah Daerah Tuntaskan Permasalahan Sampah

Helldy mengaku memiliki mimpi ada pabrik pengolahan sampah di Kota Cilegon, agar bisa bernilai ekonomi dan menghidupi masyarakat. Selain itu juga mampu mengurangi penumpukkan sampah di Kota Baja.

"Nantinya dapat memudahkan Indonesia Power dalam memenuhi bahan baku untuk pembangkit listrik dari sampah ini. Jadi nanti Indonesia Power tinggal mengelolanya saja menjadi pembangkit listrik," terangnya.

Mantan Kadis LH Tangerang Jadi Tersangka Pencemaran Lingkungan, Pj Walkot: Jalankan Sanksi Administratif

Indonesia Power mengaku akan melakukan penelitian dan pengembangan pengelolaan sampah menjadi BBJP hasil olahan dari sampah TPSA Bagendung, untuk co-firing atau proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

"Dalam key performance indicator korporat itu ada co-firing, artinya program ini harus dilaksanakan dengan baik. Saya sebagai dewan komisaris ingin memastikan langsung ke lokasi yang kali ini bertempat di TPSA Bagendung," kata Komisaris Utama PLN, Amien Sunaryadi, dalam rilisnya, Jumat.

Pengolahan BBJP di TPSA Bagendung akan menggunakan metode biodrying, yakni pengeringan secara biologis yang disertai dengan aerasi, dimana digunakan untuk mengurangi kadar air dalam sampah menggunakan bantuan aktifitas mikroba yang dapat menghasilkan kalor hasil biodegradasi sampah tersebut.

"Kita dapat membantu target bauran EBT 23 persen pada tahun 2022, juga dapat membantu Pemda dalam mencari solusi permasalahan sampah dan ini akan terus kami kembangkan juga di tempat lain seperti yang sudah kami lakukan sebelumnya," kata Dirut Indonesia Power, M. Ahsin dalam rilisnya yang diterima Jumat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya