BPS Catat Inflasi November 2021 Capai 0,37 Persen
- VIVA/Fikri Halim
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi terjadi pada November 2021 sebesar 0,37 persen. Dengan begitu, secara tahun kalender terjadi inflasi 1,30 persen dan secara tahunan inflasi 1,75 persen.
Inflasi ini terjadi setelah pada Oktober 2021 juga terjadi inflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan. Data inflasi tersebut juga lebih tinggi dibanding November 2020 yang sebesar 0,28 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka inflasi itu diperoleh dari Indeks Harga Konsumen (IHK) di 90 kota yang menunjukkan deflasi di 6 kota, sedangkan 84 kota inflasi.
"Untuk 2021 ini secara month to month pada November terjadi inflasi 0,37 persen dan ini kalau diperhatikan seriesnya selama 2021 tertinggi di 2021," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 1 Desember 2021.
Dia menjelaskan, inflasi tertinggi pada November 2021 terjadi di Sintang sebesar 2,01 persen sedangkan terendah berada di Bima dan Pontianak sebesar 0,02 Persen.
"Komoditas penyumbang inflasi di Sintang adalah bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,27 persen, telur ayam ras 0,23 persen dan kacang panjang andilnya 0,19 persen," tegasnya.
Adapun deflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 0,53 persen dan terendah di Tual 0,16 persen. Pemicu deflasi ini katanya adalah adanya penurunan harga daun bawang.
"Penyumbang deflasi di Kotamobagu adanya penurunan harga untuk daun bawang, ikan cakalang, cabai rawit dan kangkung yang andilnya masing-masing 0,15 persen," tuturnya.
Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,17 persen dengan andil 0,11 persen. Untuk harga-harga bergejolak atau volatile food inflasi 1,19 persen, dengan andil sebesar 0,20 persen.
Menurut dia, komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok harga bergejolak adalah minyak goreng, telur ayam ras, cabai merah serta daging ayam ras.
"Komponen inti ini diantaranya karena kenaikan pada komoditas emas perhiasan, sewa rumah, serta kontrak rumah," ucapnya.
Adapun untuk harga-harga yang diatur pemerintah, Margo mengungkapkan terjadi inflasi sebesar 0,37 persen pada November 2021. Sedangkan sumbangannya terhadap total inflasi 0,06 persen.
"Ini disebabkan kenaikan tarif angkutan udara dan juga kenaikan harga rokok kretek filter," ujar Margo.