Menteri Suharso: Transformasi Ekonomi RI Tak Bisa Pakai Cara Lama
- Bappenas
VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menegaskan, transformasi ekonomi dengan berbasis kepada inovasi ilmu pengetahuan sangat penting didorong saat ini. Sehingga,visi Indonesia Maju 2045 dapat terwujud secara berkualitas.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, pandemi telah mendisrupsi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Tetapi, juga mendorong percepatan perubahan untuk melakukan kemajuan ke depan.
"Tantangan ini tidak bisa lagi dilakukan dengan cara-cara lama. Maka, tidak ada cara lain kecuali dilakukan sebuah transformasi ekonomi yang memperhitungkan keadaan dunia," kata
Ia mengingatkan, visi 2045 adalah di mana Indonesia dapat menjadi ekonomi terbesar kelima secara global. Hal itu pun dicapai dengan didorong oleh ekonomi pengetahuan.
Untuk itu, ujar dia, dibutuhkan investasi dalam pengetahuan dan inovasi untuk mengatasi masalah kebijakan penting. Seperti penanggulangan COVID-19.
Baca juga: Jokowi Sahkan Danareksa Jadi Holding BUMN Lintas Sektor
Suharso menjelaskan bahwa Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun enam strategi besar dalam transformasi ekonomi Indonesia. Strategi ini diharapkan mampu menjadi game changers menuju Indonesia Maju 2045.
"Kolaborasi triple helix antara pemerintah, swasta, dan lembaga riset menjadi penting untuk bisa menjawab kebutuhan kompleksitas ekonomi ke depan, didorong oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM, menyatakan komitmen negaranya untuk meningkatkan kemitraan ekonomi dan pembangunan antara Australia dan Indonesia.
"Sebagai sahabat dekat dan tetangga, Australia siap melanjutkan kemitraan dengan Indonesia dalam mencapai agenda berbasis pengetahuannya," kata Dubes Williams.
Sementara itu, Plt Deputi Bidang SDM dan Ilmu Pengetahuan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edy Giri, menjelaskan pihaknya akan memprioritaskan sektor iptek untuk investasi jangka panjang.
BRIN, lanjutnya, akan menciptakan fondasi berbasis penelitian yang kuat dan berkelanjutan yang berfokus pada ekonomi digital, hijau, dan biru.
Regional Director for Equitable Growth, Finance, and Institutions (EFI) Group for East Asia Pacific of the World Bank, Hassan Zaman menyampaikan pentingnya penelitian dan inovasi bagi pembangunan ekonomi dengan memberikan contoh dari negara lain.
Dalam pandangannya, dibutuhkan lebih banyak kebijakan berbasis bukti yang dikembangkan melalui kolaborasi dan kemitraan yang lebih luas untuk mendorong pembangunan ekonomi. (Ant)