Produksi Listrik dari EBT, Kementerian ESDM Gagas Green RUPTL

Gedung Kementerian ESDM
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa sehubungan dengan produksi dan pengadaan listrik dalam 10 tahun ke depan, pemerintah Indonesia saat ini telah mempunyai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Apakah Petir Bisa Masuk Rumah? Ini 5 Fakta yang Tak Banyak Diketahui!

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan, melalui rencana ini nantinya akan ada 40,9 gigawatt (GW) tambahan kapasitas listrik, yang 51,6 persennya sudah dialokasikan ke sumber energi terbarukan.

"Oleh karena itu, kami menyebut rencana ini sebagai Green RUPTL," kata Dadan dalam telekonferensi, Rabu 24 November 2021.

Inovasi untuk Dongkrak Produksi

Baca juga: Ditanya Kasus Cekcok Ibu Arteria Dahlan, Polisi Bilang Begini

Dadan mengklaim bahwa Kementerian ESDM telah berada di Jalur yang tepat untuk memenuhi target pada 2030 mendatang. Di mana, Kementerian ESDM pun saat ini juga masih mengembangkan roadmap untuk mencapai net zero emission.

Warga Desa Ngapaea Yakin Iksan Dapat Selesaikan Persoalan Listrik dan Sinyal di Morowali

"Roadmap ini mencakup beberapa aktivitas strategis yang juga mengembangkan energi baru terbarukan, dan aplikasi teknologi untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 mendatang," ujarnya.

Dadan pun memberikan contoh untuk meningkatkan penerapan energi terbarukan sebagaimana dirancang dalam roadmap tersebut. Misalnya yakni dengan memperkenalkan penyimpanan daya baterai untuk kendaraan listrik, dan penerapan jaringan gas kota untuk kebutuhan rumah tangga.

(Foto Ilustrasi) Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap, Sulawesi Selatan

Photo :
  • VIVA/Purna Karyanto

"Kemudian ada juga energi nuklir dan juga energi hidrogen sebagai pengembangan energi baru terbarukan," kata Dadan.

Dadan meyakini bahwa pada 2060 mendatang, 100 persen dari listrik yang digunakan di Indonesia akan berasal dari energi terbarukan. Karena itu, menurutnya akan ada tambahan hampir 600 GW yang sebagian besar akan berasal dari tenaga surya, dengan tujuan untuk bisa mencapai net zero emission pada 2060 tersebut.

"Tidak akan ada lagi pembangkit listrik batu bara yang baru di tingkat nasional. Karena (pembangkit listrik batu bara) yang ada sekarang pun kapasitasnya juga akan digantikan oleh energi terbarukan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya