Pelindo: Selat Malaka Harus Dioptimalkan Sebagai Jalur Logistik
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Prasetyo mengatakan Indonesia harus mengoptimalkan Selat Malaka sebagai jalur-jalur jaringan logistik.Â
Menurut dia, bahwa posisi Indonesia sangat strategis dengan adanya Selat Malaka. Namun, hingga saat ini belum bisa optimal dan manfaatkan lokasi strategis tersebut.
"Kita menjadi jalur-jalur utama dari jaringan logistik global, kita di tengah-tengah ada Benua Australia, Benua Asia dengan kekuatan ekonomi mereka di Cina, Eropa. Tentunya posisi strategis ini harus dioptimalkan," kata Prasetyo dalam diskusi daring Indonesia Maritime Club oleh myshipgo pada Sabtu, 20 November 2021.
Pemanfaatannya Lebih Besar Singapura dan Malaysia
Sebagai contoh, kata dia, Selat Malaka dilewati 100 ribu kapal setiap tahunnya. Akan tetapi, yang dilayani Indonesia itu tidak lebih dari 2 persen, bahkan kurang 2 persen. Kemudian, 60 persen ini dilayani oleh Singapura dan 38 persen dilayani Malaysia.
"Nah, ini tentunya sangat disayangkan peran kita di Selat Malaka masih sangat minim. Oleh karena itu, upaya-upaya kita bagaimana bisa lebih mengembangkan market di Selat Malaka. Kita punya Batam, Kepulauan Riau yang berhadapan langsung dengan Singapura, tapi market kita dengan Singapura sangat kecil," jelas dia.
Maka dari itu, Pras mengatakan dengan adanya optimalisasi layanan dan standarisasi layanan, menggunakan digitalisasi dalam melayani customer, ini tentunya bisa meningkatkan kepercayaan curstomer kepada Indonesia. Kedepannya, harus dilakukan peningkatan layanan, standarisasi layanan dan memiliki standar layanan yang bisa diterima secara global.
"Tentu ini akan menimbulkan kepercayaan customer kepada kita, sehingga nanti kita tidak bergantung lagi kepada Singapura dan Malaysia untuk mereka sebagai transit. Bisa jadi transitnya nanti di Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Karena di Kuala Tanjung ini kan langsung berhadapan dengan Selat Malaka. Itu potensi yang harus kita raih," paparnya.
Perlu Jalur Logistik di Luar Jawa
Tujuannya, kata dia, adalah menarik investor untuk masuk ke Indonesia jika Kuala Tanjung dijadikan sebagai jalur-jalur utama logistik. Sebab, Pulau Jawa diketahui sekarang sudah sangat padat untuk pusat ekonomi sehingga harus dibagi ke berbagai wilayah.
"Kuala Tanjung yang dulunya belum gencar dilakukan marketing, ini tentunya juga dunia luar tidak tahu Kuala Tanjung dimana, Kuala Tanjung ada apa. Ini harus kita komunikasikan ke luar terkait pengembangan-pengembangan yang ada di wilayah Indonesia," katanya.
Dengan demikian, Pras mengatakan dukungan pemerintah memang diperlukan lewat kebijakan dan regulasi. Misalnya, terkait perizinan hingga proses kebijakan perpajakan dan lainnya yang harus diketahui oleh pemerintah.
"Kalau di Vietnam ini pajaknya berapa tahun pertama ringan, tapi ketika industrinya sudah tumbuh ini ditingkatkan," ucapnya.