Saat Luhut Paparkan Pemulihan Ekonomi di Hadapan Siswa Seskoad

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • Kemenko Marves

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, keberhasilan menurunkan kasus COVID-19 mendorong pemulihan ekonomi yang cepat. Hal itu disampaikan Luhut saat memberikan kuliah umum di hadapan siswa Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Bandung.

Dipaparkan Luhut, Indeks Keyakinan konsumen dari Bank Indonesia yang sempat turun ke tingkat pesimis karena penerapan PPKM, telah kembali pada tingkat optimis hanya dalam waktu tiga bulan. Saat ini, Indeks Keyakinan Konsumen Oktober 2021 berada pada tingkat tertinggi di masa pandemi, yakni mencapai 113,4 dengan skala nilai optimis lebih dari 100. 

Luhut menjelaskan, pemulihan yang cepat juga terjadi pada aktivitas industri manufaktur. Berdasarkan Indikator PMI manufaktur Indonesia, terlihat sektor industri mengalami ekspansi tertinggi pada Oktober 2021.

“PMI Manufaktur Indonesia mencetak rekor pada Oktober 2021 dan merupakan salah satu yang terbaik di negara ASEAN,” jelas Luhut dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 November 2021.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Photo :
  • Kemenko Marves

Luhut menjelaskan bahwa PMI Manufaktur Indonesia pada Maret dan April 2020 sempat mengalami penurunan yang sangat signifikan pada angka 27,5. Berbeda halnya pada saat PPKM diberlakukan awal Juli 2021 lalu, terjadi sedikit penurunan namun langsung mengalami peningkatan yang signifikan pada Oktober mencapai 57,2.

RI Butuh Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

Photo :
  • Kemenko Marves

Menurut Luhut, Pasca pandemi, Indonesia akan dihadapkan pada tantangan ekonomi yang lebih besar. Dibutuhkan pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen untuk dapat mencapai visi Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045. 

Untuk mencapai sasaran tersebut, Indonesia menurutnya, tidak bisa lagi mengandalkan model ekonomi masa lalu, yang hanya mengandalkan ekspor komoditas. Indonesia harus bergerak menjadi negara industri, salah satunya dengan upaya hilirisasi SDA.

“Indonesia memiliki cadangan SDA yang besar untuk kebutuhan energi bersih, misalnya, nikel, bauksit, tembaga, dan timah  yang permintaannya akan meningkat seiring dengan komitmen banyak negara untuk mengatasi perubahan iklim,” katanya.

Melalui hilirisasi nikel, Indonesia menjadi bagian dari rantai pasokan baterai di dunia untuk mewujudkan visi penurunan emisi pada 2030 melalui penggunaan electric vechicle (EV) atau kendaraan listrik.

“Hilirisasi SDA dapat mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia” imbuh Luhut.

Sebagai dampak dari hilirisasi SDA, ekspor besi dan baja Indonesia yang pada 2014 baru sebesar US$1,1 miliar  meningkat pesat. Sepanjang Januari-Oktober 2021, ekspor besi dan baja telah mencapai lebih dari US$16 miliar. 

Jika ekspor tetap bertumbuh seperti sekarang, total ekspor besi dan baja sepanjang tahun 2021 bisa mencapai US$20 miliar. 

Ekspor RI Naik 10,69 Persen Jadi US$24,41 Miliar di Oktober 2024, Ini Pemicunya

Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di daerah yang melakukan hilirisasi SDA mampu meningkat tinggi. Pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara mampu mencapai masing-masing sebesar 10,2 dan 10,4 persen, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,5 persen.

Neraca Perdagangan RI Surplus 54 Bulan Beruntun, Capai US$2,48 Miliar di Oktober 2024
Makanan Korea  (ilustrasi)

Ekspor Makanan Halal Korea ke Indonesia Terus Naik, Simak Datanya

Tren ekspor makanan Korea ke Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Begitu juga nilai ekspor makanan Korea halal ke Indonesia yang juga terus naik

img_title
VIVA.co.id
17 November 2024