Dubai Expo, RI Pamer Proyek Kilang dan Petrokimia Miliaran Dolar AS
- Antara/ Aguk Sudarmojo
VIVA – Pemerintah Indonesia mengungkapkan adanya proyek-proyek kilang minyak hingga petrokimia di Indonesia dengan nilai investasi miliaran dolar AS kepada para pengusaha di Dubai, Uni Emirat Arab.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna membeberkan proyek-proyek sektor energi ini dalam Forum Bisnis di Dubai Expo.
Dia menuturkan, di sektor ini pemerintah memiliki proyek kilang minyak dengan skala besar dan proyek petrokimia yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional, perusahaan anak PT Pertamina Holding.
"Kami membahas mengenai investasi di sektor energi dan petrokimia," kataya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 13 November 2021.
Adapun total investasi dari proyek tersebut dikatakannya sekitar US$43 miliar. Proyek ini juga meningkatkan total kapasitas pengolahan kilang minyak menjadi 1,4 juta barel minyak per hari dan memproduksi 1,2 juta EURO V bahan bakar per hari.
Selanjutnya, proyek kilang minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan nilai investasi US$7 miliar. Diharapkan bisa merombak kilang minyak eksisting yang telah beroperasi selama bertahun-tahun untuk meningkatkan kapasitas penyulingan dari 260 menjadi 360 ribu barel per hari.
“Ini untuk meningkatkan kualitas produk dari EURO II menjadi EURO V,” tegas Montty.
Lainnya yaitu proyek revamping kilang minyak di Cilacap Jawa Barat, Dumai Sumatera Selatan, dan satu Grass Root Refinery, kompleks kilang dan kompleks petrokimia olefin, di Tuban Jawa Timur.
Selain itu, juga terdapat proyek petrokimia dengan besaran investasi US$4 miliar yakni pabrik petrokimia TPPI Jawa Timur yang memiliki kapasitas produksi 1.000 kilo ton per tahun Olefin Cracker.
"Jaringan Gas Kota juga telah dikembangkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk memenuhi kebutuhan konsumen rumah tangga maupun industri kecil," tuturnya.
PT PGN menurutnya turut berencana mengembangkan jaringan pipa transmisi gas di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gas untuk sektor industri dan kelistrikan.
PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan tiga proyek yakni proyek pupuk Bintuni di Papua Barat. Proyek ini akan menghasilkan Amoniak 2.500 metrik ton per hari (MTPD), Urea 3.500 MTPD, dan Metanol sekitar 3.000 MTPD. Proyek ini diharapkan selesai 2026.
Dia melanjutkan, juga ada pabrik pupuk Pusri IIIB di Sumatera Selatan yang akan menghasilkan Amoniak dan Urea, serta pabrik Soda Ash di Jawa Timur dan di Kalimantan Timur untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kami berharap akan semakin banyak lagi kemitraan antara pelaku usaha dari Indonesia dan dari UEA, serta negara lain,” ungkap Montty.