Selain Lindungi Hutan, Partisipasi Perempuan Bisa Tingkatkan Ekonomi

Ilustrasi hutan.
Sumber :
  • dw

VIVA – Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memperkuat perencanaan pengelolaan hutan di Kalimantan bersama dengan lembaga internasional.

Merending! Driver Ojol Ini Bagikan Kisah Penumpangnya Tiba-tiba Hilang di Tengah Hutan, Dapat Benda Misterius

Bekerjasama dengan UNDP dan pendanaan dari GEF perencanaan ini terutama hutan di Area Penggunaan Lain (APL) untuk menjaga keseimbangan lingkungan melalui proyek “Strengthening Forest Area Planning and Management in Kalimantan” atau KalFor Project.

Pada lokus proyek KalFor di empat Kabupaten yaitu Sintang, Ketapang, Kotawaringin Barat dan Kutai Timur banyak ditemukan berbagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang telah dimanfaatkan masyarakat dan memberikan nilai ekonomis.

Peringati Hari Ibu, Kanim Bekasi Beri Layanan Prioritas Keimigrasian untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Baca juga: Di Atas Jurang 80 Meter, PUPR Buat Jembatan Gantung Kaca Pertama RI

Misalnya, pewarna alam untuk pembuatan tenun ikat, budidaya madu kelulut (madu trigona), pengolahan rotan untuk berbagai kerajinan rumah tangga, pemanfaatan jenis-jenis tanaman obat dan HHBK lain seperti gula aren, asam kandis hingga jengkol.

Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman

Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Ditjen PKTL Kementerian LHK Belinda A. Margono mengatakan, penatagunaan hutan di APL ini perlu didorong kepada Pemerintah Daerah.

Areal bukan Kawasan hutan yang secara penatagunaan ruangnya diperuntukkan untuk produksi, tetap diperlukan areal-areal berhutan untuk kepentingan perlindungan tata air, keanekaragaman hayati, iklim mikro serta estetika untuk kenyamanan hidup.

"Dengan terencananya pemeliharaan hutan di APL yang baik, maka dapat menjadi buffer terhadap pemantapan Kawasan hutan dan sekaligus mendorong upaya pemda dan masyarakat untuk turut serta dalam menurunkan laju deforestasi," ujar dia dikutip dari keterangannya, Selasa, 9 November 2021.

Dia menilai, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dapat menghasilkan pewarna alam, madu, immune booster, rotan dari hutan, tentu tidak akan diperoleh jika hutannya rusak dan tidak terjaga.

Ilustrasi hutan

Photo :
  • http://4muda.com/

"Kita harus mengangkat bahwa itulah guna hutan yang harus kita jaga karena banyak produk dan kepentingan yang bisa dihasilkan termasuk untuk hutan yang ada di luar kawasan hutan," papar dia.

Keterlibatan perempuan dalam pemanfaatan HHBK juga akan terus didorong karena dinilai bukan saja dapat berkontribusi bagi peningkatan ekonomi keluarga tapi juga akan berkontribusi positif bagi perlindungan hutan itu sendiri.

Melalui pelibatan perempuan dalam menjaga hutan, nilai-nilai untuk memanfaatkan hutan secara bijak dan perlindungan hutan dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya, yang akan menumbuhkan harapan terhadap kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan.

"Akan berkontribusi positif bagi perlindungan hutan itu sendiri. Kita tahu bahwa perempuan itu sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan pengembangan anak," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya