Ekonomi RI Kuartal III Meleset dari Target, Ini Kata Kemenkeu
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Capaian kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 meleset dari target yang telah diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kementerian Keuangan pun memberi penjelasan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diumumkan hari ini, Jumat, 5 November 2021, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 sebesar 3,51 persen secara tahunan. Cukup jauh di bawah proyeksi Sri di level 4,3 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu pun mengatakan, angka realisasi ini menunjukkan bahwa ketidakpastian yang disebabkan pandemi COVID-19 masih cukup tinggi.
"Capaian kinerja ekonomi triwulan III 2021 menunjukkan bahwa dampak ketidakpastian yang ditimbulkan pandemi masih cukup tinggi," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat, 5 November 2021.
Baca juga: Bandara Halim Perdanakusuma Mau Ditutup? Ini Penjelasan Kemenhub
Realisasi ini menurutnya juga menjadi pertanda masih adanya kekhawatiran dengan kemungkinan terjadinya mutasi baru virus COVID-19. Oleh karena itu, aspek penanganan kesehatan dipastikan Febrio akan selalu menjadi prioritas.
"Meski kondisi pandemi saat ini relatif terkendali, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat masih terdapat potensi penyebaran dari varian virus baru yang dapat menyebar setiap saat," tegas dia.
Peran serta masyarakat dalam penerapan disiplin protokol kesehatan dan partisipasi dalam program vaksinasi menurutnya sangat krusial agar Indonesia segera terbebas dari pandemi serta laju pemulihan ekonomi semakin kuat dan berkelanjutan.
Meskipun angka realisasi pertumbuhan ekonomi ini tertahan akibat Varian Delta COVID-19 yang merebak pada Juli-Agustus, perekonomian nasional dinilainya masih mampu mempertahankan laju pertumbuhan positif.
"Capaian pertumbuhan tersebut merupakan hal yang positif mengingat terjadi eskalasi kasus Varian Delta COVID-19 dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV di awal Juli 2021," tuturnya.
Angka 3,51 persen juga dikatakannya menunjukkan momentum pemulihan tetap terjaga dan akan semakin kuat pascapenurunan kasus Varian Delta di pertengahan Agustus hingga akhir September 2021.
Febrio mengatakan, momentum yang relatif terjaga ini tercermin pada pertumbuhan antarkuartalan yang tercatat positif sebesar 1,55 persen. Ini ditopang positif oleh semua komponen pengeluaran, khususnya ekspor yang tumbuh 29,16 persen.
Sementara itu, dari sisi lapangan usaha seperti industri pengolahan, pertanian, perdagangan dan konstruksi juga mencatatkan pertumbuhan positif. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pun ditegaskannya juga turun dari sebelumnya 7,07 persen pada Agustus 2020 menjadi 6,49 persen pada Agustus 2021.
Pemulihan ekonomi juga mampu membuka lapangan kerja baru sebesar 2,6 juta lapangan kerja dalam masa pemulihan. Kondisi ini menurutnya tidak terlepas dari kinerja APBN yang responsif menghadapi tekanan yang terjadi melalui langkah-langkah refocusing pada alokasi anggaran.
Faktor tersebut mendukung kinerja konsumsi Pemerintah tetap tumbuh positif 0,66 persen secara tahunan. Pertumbuhan positif konsumsi Pemerintah ini dinilainya cukup signifikan dibandingkan dengan nilai konsumsi Pemerintah yang sangat tinggi di Kuartal III 2020.
“Meskipun turut terdampak oleh ketidakpastian, aktivitas investasi masih bisa tumbuh kuat, termasuk investasi bangunan yang ditopang oleh ekspansi belanja modal Pemerintah untuk keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur strategis," papar dia.