Rupiah Menguat Jelang Akhir Pekan, Investor Soroti Ini

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini, Jumat, 5 November 2021. Rupiah bergerak di kisaran bawah Rp14.360 per dolar AS pada pagi ini.

Rupiah Lanjut Menguat Pagi Ini Seiring Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Di pasar spot, pada pukul 09.00 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.358 per dolar AS. Menguat 0,05 persen dari penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.366.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia terakhir berada di level Rp14.327 per dolar AS, melemah dari nilai tengah hari sebelumnya di level Rp14.301 per dolar AS.

IHSG Diproyeksi Terkoreksi, Intip Rekomendasi Saham Potensial Cuan

Di tengah pengumuman kinerja ekonomi Indonesia yang bakal diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini, rupiah diperkirakan malah akan mengalami tekanan, termasuk dipicu faktor eksternal.

"Nilai tukar rupiah masih berpeluang tertekan hari ini. Kebijakan tapering masih menjadi pertimbangan pasar," kata Analis Pasar Uang Ariston Tjendra hari ini.

Rupiah Menguat Jumat Pagi Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan

Dari faktor eksternal, Ariston menjelaskan, selain menyoroti kebijakan tapering bank sentral AS. Data rilis ketenagakerjaan AS yang bakal dipublikasikan malam ini juga menjadi sorotan pelaku pasar keuangan.

Rabu lalu, dia mengatakan, data tenaga kerja AS versi swasta menunjuKkan angka yang bagus melebihi ekspektasi. Jadi data malam ini juga mungkin bagus sehingga Dolar AS berpeluang menguat lagi.

Baca juga: COP26, Sri Mulyani Blak-blakan Sebut Negara Maju Gagal Tepati Janji

"Data tenaga kerja AS bulan Oktober versi pemerintah yang akan dirilis malam ini. Data ini menjadi bahan pertimbangan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya bila data semakin membaik," ucapnya.

Sementara itu, terkait data Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri, Ariston mengatakan, akan sangat tergantung dari besaran pertumbuhan ekonomi yang akan diumumkan oleh BPS nanti.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Kalau PDB melebihi prediksi mungkin belum berpengaruh hari ini. Tapi kalau buruk mungkin semakin mendorong pelemahan," tuturnya.

Ekspektasi pelaku pasar keuangan di Indonesia dikatakannya mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dikisaran 3,76 persen secara tahunan pada kuartal III 2021 ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya