Kementerian BUMN Tegaskan Tak Ingin Garuda Indonesia Bangkrut

Desain masker baru di Pesawat Garuda Indonesia Bertema 'Indonesia Pride'
Sumber :
  • Dok. Garuda Indonesia

VIVA – Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk menegaskan restrukturisasi kewajiban usaha dengan seluruh krediturnya terus dikebut penyelesaiannya. Kinerja operasional pun ditingkatkan dengan memaksimalkan seluruh peluang yang ada.

Utang Pemerintah November 2024 Naik Jadi Rp 8.680,13 Triliun

Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyambut baik upaya yang dilakukan manajemen perusahaan national flag carrier tersebut. Pemerintah ditegaskan mendukung penuh proses pemulihan yang dilakukan.

"Saya harus menekankan bahwa pemerintah tidak ingin membuat Garuda Indonesia bangkrut," ujar Kartika dikutip dari keterangannya, Rabu, 3 November 2021.

Pelita Air Buka Rute Harian Jakarta-Medan Sambut Nataru, Catat Jadwalnya

Dia berharap, diskusi antara manajemen Garuda Indonesia dengan para kreditur terkait dapat mencapai kesepakatan. Hal itu ditargetkan selesai pada semester I 2022.

Baca juga: Kemenhub Buka-bukaan Soal Dinamika Perubahan Syarat Perjalanan

Resolusi Keuangan 2025: Bebas Utang, Dana Pensiun Aman, Hidup Bahagia

"Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga preferensi mereka bervariasi," ungkapnya.

Dalam kesempatan berbeda, pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan, Garuda Indonesia sedang mengalami dilema saat ini. Sebab, negosiasi ulang dengan para lessor harus dilakukan dengan usaha yang keras.

"Langkah terbaik yang didorong adalah penyelamatan melalui negosiasi ulang dengan para lessor. Hal Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor" katanya.

Garuda Indonesia ada livery khusus di pesawatnya

Photo :
  • Dok. Garuda Indonesia

Apalagi kata dia, selain masalah salah urus manajemen sebelumnya, Garuda Indonesia kini juga menghadapi situasi dampak Pandemi COVID-19 yang memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan usaha, bahkan industri penerbangan dunia.

"Garuda Indonesia butuh upaya restrukturisasi yang radikal,” katanya.

Terkait heboh kabar Peita Air akan menggantikan Garuda Indonesia, pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri), Gerry Soedjatman berpendapat, hal itu bukan jalan keluar. Sebab, tidak mudah untuk menggantikan Garuda Indonesia. 

Apalagi, Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar tidak sebanding dengan maskapai yang lain. Karenanya, membutuhkan manajemen yang mumpuni dan telah teruji.

"Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar termasuk jumlah pesawat dan rute yang dilayani yang tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini," singkatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya