RI Bisa Percepat Zero Emission, Jokowi Tunggu Kontribusi Negara Maju
- Agus Suparto/ Fotografer Presiden
VIVA – Presiden Joko Widodo membawa pesan solidaritas dan kemitraan yang kuat dengan negara-negara di dunia untuk mengatasi perubahan iklim.
Hal itu disampaikan Presiden saat menyampaikan pidato pada puncak acara KTT Perubahan Iklim COPS26 yang digelar di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia.
Indonesia, kata Jokowi, berkomitmen penuh agar bumi terselamatkan lewat berbagai langkah. Seperti menekan laju deforestasi atau pembabatan hutan, kebakaran hingga masifnya melakukan rehabilitasi mangrove.
“Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global, solidaritas kemitraan kerja sama kolaborasi global merupakan kunci,” kata Presiden dalam pidatonya, yang dikutip, Selasa 2 November 2021.
Baca juga: Dukung SDGs, Kadin Luncurkan Indonesia Impact Fund di COP26
“Di sektor energi, kami juga terus melangkah maju dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya terbesar di Asia Tenggara, pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis clean energy termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara,” sambung Jokowi.
Tetapi langkah dan rencana yang sudah dilakukan Indonesia itu tidak cukup. Kata Jokowi, Indonesia yang punya lahan hijau begitu luas dan laut luas menyumbang karbon, tentu membutuhkan dukungan. Dukungan itu disampaikan kepala negara harus datang dari komunitas internasional dan negara-negara maju.
Jokowi pun menantang para negara maju juga untuk menunjukkan komitmennya. Indonesia ditegaskan akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif serta pembiayaan campuran, obligasi hijau dan sukuk hijau.
"Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang. Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat begi net-zero emission dunia. Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan?,” kata Jokowi.
Jokowi bilang, isu perubahan iklim butuh aksi dan tindakan cepat. Kini dikenal perdagangan emisi korban guna menekan emisi karbon yang sudah pasti tujuan utamanya adalah mengendalikan suhu global. Namun tren itu pun, kata Jokowi, harus transparan serta mengedepankan keadilan.
“Butuh implementasi secepatnya. Selain itu, carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, inklusif dan adil harus diciptakan,” kata Jokowi.