Luhut Dituding Ikut Bisnis Tes PCR di PT GSI, Jubir Beri Penjelasan
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi meluruskan isu keterlibatan Luhut dalam bisnis PCR melalui PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Ini dia sampaikan karena adanya framing atau tudingan dari Mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto melalui akun Facebooknya. Unggahannya menyebutkan perusahaan Luhut merupakan salah satu pemegang saham di PT GSI yang punya unit usaha GSI Lab.
Jodi menceritakan, pada dasarnya pembentukan PT GSI memang disebabkan karena adanya ajakan Grup Indika, Adaro dan Northstar ke Luhut untuk membuat layanan penyediaan tes COVID-19 dengan kapasitas yang besar.
"Terkait GSI, Jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar," kata dia saat dikonfirmasi VIVA, Senin, 1 November 2021.
Baca juga: Pengangguran Akibat COVID-19 di Jabar Melonjak, Ini Strategi Apindo
Meski demikian, dia melanjutkan, GSI dibentuk bukan untuk mencari keuntungan. Melainkan semata untuk layanan sosial. Dia mengatakan, awal-awal pembentukannya malah GSI memiliki gedung hasil pemberian.
"Diberikan secara gratis oleh salah satu pemegang sahamnya, agar bisa cepat beroperasi pada periode awal dan membantu untuk melakukan testing COVID-19," tuturnya.
Selain itu, dia melanjutkan, sejauh ini PT GSI juga tidak pernah melakukan pembagian keuntungan atau dividen kepada para pemegang sahamnya. Malah, keuntungan yang diperoleh menurutnya digunakan untuk tes gratis.
"Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan test swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan," tegas Jodi.
Menurutnya, keterlibatan Luhut di GSI sebatas hanya untuk membantu penanganan Pandemi COVID-19 pada masa awal-awal penyebarannya. Ini seperti keterlibatan Luhut dalam membantu start up Nusantics.
"Apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat," paparnya.
Jodi pun mengungkapkan, GSI tidak pernah kerja sama dengan BUMN ataupun mendapatkan dana dari pemerintah. Justru mereka melakukan genome sequencing secara gratis untuk membantu Kementerian Kesehatan.
"Sangat disayangkan upaya framing seperti ini. Ini berpotensi menyebabkan para pihak yang ingin membantu jika terjadi krisis berfikir dua kali," ungkap dia.