Genjot Pemulihan, Para Pemimpin Dunia Cari Cara Perkuat Rantai Pasok
- Biro Pers Sekretariat Presiden
VIVA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Joko Widodo serta pada pemimpin dunia lainnya pada Minggu waktu setempat membahas penguatan rantai pasokan global. Hal itu dinilai penting dalam menghadapi krisis kesehatan di masa depan, serta perubahan iklim dan bahkan serangan-serangan yang direncanakan.
Rantai pasokan jadi sorotan ketika ekonomi global mulai meninggalkan resesi yang disebabkan oleh pPandemi Virus Corona atau COVID-19. Sebab, hal ini berisiko memperlambat pemulihan ekonomi yang sedang diakselerasi.
“Kita harus mengambil tindakan sekarang, bersama dengan mitra kita di sektor swasta, untuk mengurangi penundaan yang kita hadapi. Dan kemudian kita harus mencegah hal ini terjadi lagi di masa depan,” kata Biden kepada para pemimpin dunia dalam pertemuan di sela-sela G20 di Roma untuk mengatasi kemacetan rantai pasokan.
Baca juga: BPS Catat Inflasi Oktober 2021 Sebesar 0,12 Persen
Selain Amerika Serikat, para pemimpin dan perwakilan Uni Eropa, Australia, Inggris Raya, Kanada, Republik Demokratik Kongo, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Republik Korea, Singapura dan Spanyol ikut ambil bagian dalam pertemuan itu.
“Sekarang kita telah melihat betapa rentannya jalur perdagangan global ini, kita tidak dapat kembali normal. Pandemi ini tidak akan menjadi krisis kesehatan global terakhir yang kita hadapi. Kita juga harus meningkatkan ketahanan kita dalam menghadapi perubahan iklim, bencana alam dan bahkan serangan-serangan yang direncanakan,” katanya.
Berdasarkan sebuah ringkasan tertulis Gedung Putih dari pembicaraan tersebut mengklaim, negara-negara tersebut menyatakan kesediaan mereka untuk bekerja sama membuat rantai pasokan lebih tangguh.
Dikatakan bahwa mereka telah sepakat untuk bekerja untuk transparansi yang lebih besar dan pertukaran informasi antar negara. Serta tentang perlunya memiliki banyak pemasok bahan baku, produk antara dan produk jadi yang dapat diandalkan.
“Keterbukaan dan komunikasi dapat mendorong respons cepat terhadap gangguan rantai pasokan. Seperti yang dihadapi dunia saat ini, dan memungkinkan pelaku lain dalam rantai pasokan untuk mengambil langkah-langkah mitigasi,” menurut ringkasan tersebu. dari Gedung Putih.
“Kita harus menghindari pembatasan perdagangan yang tidak perlu dan menjaga arus bebas barang dan jasa,” tambahnya. (Ant)