BPS Catat Inflasi Oktober 2021 Sebesar 0,12 Persen

Kepala BPS Margo Yuwono
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2021 sebesar 0,12 persen. Terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,53 pada September 2021, menjadi 106,66 pada Oktober 2021.

Adopsi FCTC Bisa Mematikan Industri Tembakau, Pemerintah Didorong Jaga Kedaulatan RI

"Dengan demikian, inflasi tahun kalender pada Oktober 2021 itu sebesar 0,93 persen dan inflasi year on year (YoY) 1,66 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam telekonferensi, Senin, 1 November 2021.

Dia mengatakan, inflasi pada Oktober 2021 sebesar 0,12 persen ini lebih tinggi jika dibandingkan kondisi Oktober 2020, yang sebesar 0,07 persen. Secara series, inflasi yoy sebesar 1,66 persen adalah yang tertinggi kedua sejak Mei 2021, yang sebesar 1,68 persen.

Lengkap Banget, IT'S HIS/HER DAY 2024 Sajikan Fashion, Olahraga, Kecantikan sampai Otomotif

Baca juga: Bakal Disuntik PMN, KCIC Janji Kebut Proyek Kereta Cepat

Margo menambahkan, dari 90 kota IHK yang disurvei, terdapat 68 kota yang mengalami inflasi. Hal itu seiring 22 kota lain yang tercatat juga mengalami deflasi. 

Rahasia di Balik 7 Manfaat Tape Singkong untuk Pencernaan dan Kekebalan Tubuh

Dia menjelaskan, inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 2,06 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sumenep dan Banyuwangi, masing-masing sebesar 0,02 persen

"Untuk deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,70 persen, dan deflasi terendah terjadi di Bengkulu sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Ilustrasi inflasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Margo merinci, penyebab terjadinya inflasi pada Oktober 2021 menurut kelompok pengeluaran utamanya, disebabkan oleh kelompok transportasi sebesar 0,33 persen. Jumlah ini menurutnya memberikan andil terhadap inflasi total di Oktober 2021 sebesar 0,04 persen.

"Untuk kelompok pengeluaran transportasi terjadi inflasi 0,33 persen, akibat adanya kenaikan tarif angkutan udara dengan andilnya 0,03 persen," kata Margo.

Dia menjelaskan, faktor pendorong utama lainnya pada inflasi pada periode itu berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau, yakni sebesar 0,10 persen. Dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen.

"Yang andil inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya oleh cabe merah dan minyak goreng dengan andil keduanya sebesar 0,05 persen. Kemudian daging ayam ras dengan andil sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya