Dominasi Pasar Dunia, RI Perlu Bangun Klaster Pangan Lokal

Presiden Jokowi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau lokasi lumbung pangan nasional (food estate) di Kalimantan Tengah. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA – Upaya Pemerintah membuat klasterisasi BUMN Pangan dinilai salah satu terobosan baik untuk mewujudkan ekosistem pangan nasional yang unggul dan berdaya saing di masa depan. Sehingga penciptaan mata rantai produk pangan nasional yang lebih tertata dari hulu hingga hilir bisa terwujud. .

Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Rapsel Ali mengungkapkan, ketahanan pangan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Karena ketersediaan pangan yang baik berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan pelaksanaan pembangunan suatu negara.

Saat ini, harus diakui bahwa ketergantungan Indonesia akan pangan impor untuk konsumsi dan bahan baku industri masih cukup tinggi. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan berbagai terobosan.

"Dengan pengalaman perusahaan BUMN yang tergabung di dalamnya, klaster pangan lebih siap untuk bersinergi dan membangun kolaborasi, mendukung program Pemerintah. Dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui ketersediaan, keterjangkauan, peningkatan kualitas, dan keberlanjutan," ujar Rapsel dikutip dari keterangannya, Kamis, 28 Oktober 2021.

Selain BUMN klaster pangan lanjutnya, Pemerintah juga perlu mendorong peran swasta untuk mendorong ketahanan pangan nasional, yermasuk juga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Khusus UMKM, penyediaan bahan baku, proses produksi dan teknologi, keuangan, pemasaran, Sumber Daya Manusia (SDM), dan penciptaan nilai tambah perlu menjadi perhatian.

Lebih lanjut menurutnya, terobosan lain yang bisa dilakukan adalah membangun klaster pangan lokal.“Pembangunan klaster pangan lokal berdasarkan pulau dan komoditasnya sangat penting dan memang sangat memungkinkan di Indonesia,” ungkapnya.

Dengan kondisi geografis, tanah yang bagus, serta iklim tropis, berbagai jenis tanaman bisa tumbuh di Indonesia. Hal itu merupakan potensi luar biasa yang bisa dimaksimalkan dengan kolaborasi bersama. 

“Tanah di negeri ini dapat ditanami berbagai jenis tanaman. Dan kalau kalau masing-masing daerah memiliki potensi tanaman dan hasil pangan sendiri, itu akan luar biasa,” ujar politis Partai NasDem tersebut.

Baca juga: Bos Garuda Indonesia Pastikan Restrukturisasi Perusahaan Dikebut

Daftar Harga Pangan 20 November 2024: Bawang hingga Telur Ayam Naik

Klaster pangan berdasarkan pulau dan komoditi ini menurut Rapsel juga penting untuk menghindari terjadinya booming produk pangan tertentu yang merugikan petani. Sehingga stabilitas harga juga bisa terkendali.

Harga komoditas pangan stabil

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Badan Karantina Indonesia Terbitkan 1.120 NNC Tangani Impor Bahan Pangan Tak Penuhi Syarat

“Kalau produksi tak terkendali, itu akan memicu oversupply yang dapat menciptakan disinsentif bagi petani kita. Dengan klaster pangan berdasarkan pulau dan komoditas, hal seperti ini kecil kemungkinan akan terjadi,” jelas Rapsel.

Menantu Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin itu menegaskan, dalam hal ketahanan pangan, Indonesia memang harus cerdas dan memaksimalkan seluruh potensi. Dan ia percaya Indonesia kelak bisa  mendominasi pasar pangan dunia. 

Kementerian BUMN dan Badan Penyelenggara Haji Bakal Bentuk Tim Optimalisasi Pelayanan

“Tujuan utama kita adalah untuk mengubah sistem pertanian pangan, menjadikannya lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan karena Indonesia harus mendominasi pasar pangan dunia,” katanya.

Ilustrasi Perusahaan

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

Pembentukan Danantara membawa perubahan pada Kementerian BUMN, mengalihkan fokus pengelolaan aset besar dan investasi untuk memperkuat ekonomi Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024