AS Kembali ke-5 Besar PMA Masuk RI Kuartal III 2021
- feelgrafix.com
VIVA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi hingga kuartal III 2021 sudah masuk sebesar Rp659,4 triliun sedangkan pada kuartal III 2021 sendiri sebesar Rp216,7 triliun.
Dari data realisasi itu, investasi asing yang masuk ke Indonesia masih didominasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp331,7 triliun atau dengan porsinya sebanyak 50,3 persen sedangkan khusus kuartal III saja PMA nya Rp103,2 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, mayoritas aliran modal asing yang masuk ke Indonesia pada kuartal III 2021 berasal dari lima negara, pertama adalah berasal dari Singapura sebesar US$2,6 miliar.
Baca juga: Kata Menteri PUPR Soal Bahaya COVID-19 dan Perubahan Iklim Sama
Selanjutnya, diikuti oleh Hong Kong dengan total realisasi sebesar US$900 juta, Jepang US$700 juta, China sebesar US$600 juta dan Amerika Serikat sebesar US$500 juta. AS dikatakannya baru masuk lima besar pada kuartal III ini.
"Ini amerika menarik di Q1 sama Q2 yang masuk 5 besar Eropa. Q1 Swiss, Q2 Belanda dan di Q3 AS sudah mulai masuk, jadi semakin bagus komposisi dari berbagai belahan dunia masuk ke Indonesia, makin paten barang ini," papar Bahlil.
Adapun periode Januari-September 2021, dikatakannya masih didominasi dari Singapura sebesar US$7,3 miliar. Kemudian, diikuti investasi yang berasal dari Hong Kong senilai US$3,1 miliar, China sebesar US$2,3 miliar, Jepang US$1,8 miliar dan Belanda sebesar US$1,5 miliar.
"Singapura masih tetap nomor satu, kita tahu lah ini hub untuk beberapa negara. Nomor 5 ini Belanda, Korea tidak masuk berarti Korea dan Jepang masih berlomba-lomba ini jangan gara-gara mobil listrik dan baterai listrik," tegas dia.
Hingga akhir September 2021, tren lokasi dari PMA yang masuk ke Indonesia kata dia paling banyak ke Jawa Barat dengan nilai sebesar US$4,2 miliar. Diikuti DKI Jakarta US$2,6 miliar, Maluku Utara US$1,9 miliar, Sulawesi Tengah US$1,8 miliar dan Banten US$1,6 miliar.
Berdasarkan sektornya, PMA paling banyak masuk ke sektor industri pengolahan sebesar US$11,9 miliar, jasa US$7,7 miliar, pertambangan US$2,3 miliar, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan US$800 juta, kehutanan US$30 juta dan perikanan sebesar US$10 juta.