Sepanjang Kuartal III-2021, BRI Raih Laba Bersih Rp19,07 Triliun
VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengumumkan capaian kinerja pada kuartal III 2021. Hasilnya pada periode tersebut BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp19,07 triliun secara konsolidasi. Angka ini tumbuh 34,74 persen secara tahunan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, jika laba tersebut dibukukan tanpa adanya konsolidasi, atau dalam artian laba bersih hanya untuk BRI semata, maka catatannya menjadi sebesar Rp20,4 triliun, lebih tinggi dari laba konsolidasi.
"Kalau laba BRI saja, tidak dikonsolidasikan itu mencapai Rp20,4 triliun. Jadi laba BRI tok, lebih tinggi dari laba konsolidasi karena salah satu perusahaan anaknya rugi, itu yang perlu kita bereskan," kata dia saat konferensi pers, Rabu, 27 Oktober 2021.
Sunarso mengatakan, dari sisi pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) mencapai Rp72,43 triliun atau tumbuh 26,88 persen. Data ini ditopang oleh kinerja penyaluran kredit yang dikatakannya mencapai Rp1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen.
Selain itu, capaian NII pada kuartal III 2021 katanya ditopang oleh biaya dana atau cost of fund (COF) BRI yang mampu mencapai 2,14 persen turun dari data pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,45 persen.
"Di akhir September 2021 cost of fund BRI mencapai 2,14 persen dan ini adalah terendah sepanjang sejarah. Lebih baik dibanding yang 3,45 persen, artinya efisiensi dan biaya dana berhasil dilakukan BRI melalui berbagai program transformasi," ucap dia.
Dari sisi pengumpulan dana pihak ketiga (DPK), Sunarso mengatakan, hingga akhir September 2021 itu masih tumbuh positif, yakni mencapai Rp1.135,31 triliun. Didominasi oleh tabungan yang mencapai Rp470,16 triliun.
Sementara itu, aset perseroan dikatakannya juga terus naik hingga akhir kuartal III 2021 mencapai Rp1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen. Loan to deposit ratio (LDR) masih di bawah 90 persen yakni hanya 83,27 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 24,54 persen.
"Dalam kondisi normal ini terus terang jadi PR perbankan untuk menumbuhkan kredit secara sehat sehingga LDR bisa mencapai 90 persen. Di bawah itu saya katakan terus terang belum optimal, itu tugas kita semua perbankan mendorong penyaluran kredit tetap prudent," katanya.