Permintaan Melonjak, Harga Minyak Dunia Capai Level Tertinggi

Foto ilustrasi minyak dunia
Sumber :

VIVA – Harga minyak dunia mencapai level tertinggi secara multiyears pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi Waktu Indonesia Barat (WIB). Hal itu terjadi karena pasokan global yang ketat dan penguatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan belahan dunia lainnya mendorong harga menguat.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah 46 sen menjadi menetap di 85,99 dolar AS per barel. Kontrak minyak mencapai sesi tertinggi di 86,70 dolar AS per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.

Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember ditutup tidak berubah pada 83,76 dolar AS per barel. Hal itu setelah mencapai 85,41 dolar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2014.

Polisi Tetapkan 4 Orang Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Anak yang Dituduh Curi Uang di Tangerang

Pertamina temukan cadangan migas di Blok Offshore Southeast Sumatra.

Photo :
  • Pertamina

Kedua harga acuan telah naik sekitar 20 persen sejak awal September. Minyak mentah AS telah meningkat selama sembilan minggu berturut-turut, sementara Brent telah naik selama tujuh minggu.

Dapat Hibah 5 Juta Blangko dari Kemendagri, Pemprov Jakarta Jamin Cetak KTP Kini Hanya 15 Menit

Analis pasar minyak senior di Rystad Energy, Louise Dickson mengatakan, krisis pasokan energi global terus menunjukkan giginya, sehingga harga minyak memperpanjang kenaikannya minggu ini. “Akibat para pedagang menilai kenaikan permintaan bahan bakar sedang berlangsung di tengah respons pasokan yang terbatas menipiskan stok global," katanya seperti dilansir dari Antara, Selasa 26 Oktober 2021.

Goldman Sachs mengatakan, rebound yang kuat dalam permintaan minyak global dapat mendorong harga minyak mentah Brent di atas perkiraan akhir tahun sebesar 90 dolar AS per barel. Bank tersebut memperkirakan peralihan gas ke minyak dapat berkontribusi setidaknya 1 juta barel per hari (bph) untuk permintaan minyak.

Setelah lebih dari satu tahun permintaan bahan bakar tertekan, konsumsi bensin dan sulingan kembali sejalan dengan rata-rata lima tahun di Amerika Serikat, konsumen bahan bakar terbesar di dunia.

"Kenaikan harga minyak berlanjut saat minggu baru perdagangan dimulai," kata Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research,

Dia menambahkan, pasokan yang ketat kemungkinan akan bertahan, yang menunjukkan bahwa harga minyak akan naik lebih lanjut. Harga minyak juga telah didukung oleh kekhawatiran atas kekurangan batu bara dan gas di China, India, dan Eropa, yang mendorong peralihan bahan bakar ke solar dan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik.

"Alasan kami melihat kekuatan hari ini berlipat ganda, tetapi di antaranya adalah pergantian bahan bakar," kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.

Di India, produksi minyak mentah penyuling pada September naik tipis dari bulan sebelumnya, data pemerintah menunjukkan pada Jumat 22 Oktober 2021, karena kilang-kilang meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang melonjak. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya