Tahan Harga Pertalite, Pertamina Rela Rugi Demi Masyarakat

BBM jenis Pertalite.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan, akibat naiknya harga minyak dunia sejak awal 2021, maka dipastikan bahwa PT Pertamina telah menanggung selisih harga penjualan BBM jenis Pertalite (RON 90) dan menjualnya di bawah harga keekonomian.

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menjelaskan, dengan harga keekonomian yang seharusnya diberlakukan Pertamina terhadap harga jual Pertalite, maka sebenarnya kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp3.350 ribu per liter.

Hal itu dikarenakan harga keekonomian Pertalite (RON 90) sebenarnya sudah berada di atas Rp11 ribu per liter, sementara Pertamina masih menjualnya jauh di bawah harga tersebut.

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar di Istora Senayan

Baca juga: Harga Komoditas Meroket, Bea Keluar dan PNBP RI Naik Tajam

"Secara normal harga Pertalite sudah di atas Rp11 ribu, harga keekonomian. Kemudian Pertamina masih tetap menjual di harga Rp7.650," kata Soerjaningsih dalam telekonferensi, Senin 25 Oktober 2021.

Yayasan Kesehatan Bangun Ekosistem Layanan Berkelanjutan Lewat Digitalisasi

Meski demikian, Soerjaningsih mengatakan bahwa harapan pemerintah kepada Pertamina adalah untuk tetap menjaga harga jual Pertalite, meskipun berada di bawah harga keekonomian tersebut.

Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite di Kota Sorong, Papua Barat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Sebab, hal itu dinilai sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang baru mulai pulih dari dampak akibat pandemi COVID-19. Sehingga, terjaganya harga jual Pertalite yang tidak mengalami kenaikan menurutnya akan ikut mendukung upaya pemulihan ekonomi masyarakat saat ini.

"Terkait (harga) Pertalite, memang masyarakat kita masih dalam kondisi belum pulih dari COVID-19," ujar Soerjaningsih.

Karenanya, Soerjaningsih menambahkan bahwa diperlukan peran serta BUMN, dalam hal ini Pertamina, untuk memastikan pendistribusian energi dengan harga terjangkau bisa tetap berjalan di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 ini.

"Nah, ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat, karena kenaikan harga yang cukup tinggi. Sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan tetap men-support kelancaran penyediaan dan pendistribusian BBM yang terjangkau tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya