Ternyata Kelapa Sawit Rakyat Jadi Pemicu Kebakaran Lahan di Siak

Presiden Jokowi saat Mengunjungi Lokasi Kebakaran Lahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Pemerintah Provinsi Riau memaparkan faktor yang menyebabkan kebakaran lahan setiap tahunnya, khususnya di Kabupaten Siak. Setelah diidentifikasi kebakaran itu ternyata terjadi dipiciu oleh lahan gambut.

Viral Detik-detik Adu Banteng Motor Scoopy vs Gran Max

Faktor yang menyebabkan, antara lain karena kelapa sawit yang banyak menyerap air. Hal itu diungkapkan Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Budhi Yuwono

"Pemadamannya susah karena kondisinya (lahan gambut) itu dia kering sampai ke bawah, begitupun dengan api dan panasnya," kata Budhi dalam telekonferensi di webinar 'The Road to COP26; A Climate Superpower Indonesia', Senin 25 Oktober 2021.

Lagi Silaturahmi ke Pesantren di Riau, Presidium PO dan MLB NU Dapat Intimidasi

Buruh memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di areal perkebunan sawit

Photo :
  • ANTARA FOTO/Jojon

Baca juga: Menkeu: RI Cepat Pulih dari Negara dari Varian Delta Dibanding Negara Lain

Miris! Siswi SMP di Siak Riau Diperkosa 6 Remaja Selama Tiga Hari, 3 Pelaku Masih SD

Budhi mengaku bahwa pihaknya telah menginvestigasi penyebab keringnya lahan-lahan gambut tersebut. Pihaknya juga mencari cara dan solusi agar bisa membuatnya tetap basah. 

"Akhirnya kita tahu bahwa penyebab kebakaran ini karena gambut kering. Maka barulah kita mulai mengidentifikasi bagaimana supaya gambut tetap basah," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Siak, lanjut Budhi, juga telah menemukan fakta bahwa dari sedemikian banyak lahan yang terbakar itu, nyatanya banyak juga lahan gambut milik masyarakat yang ikut terbakar.

Usut punya usut ternyata penyebab dari keringnya lahan gambut itu adalah akibat penanaman kelapa sawit oleh masyarakat di lahan yang dimiliki mereka. Dia pun tak menyangkal bahwa memang ada motif ekonomi di balik keputusan masyarakat menanam kelapa sawit tersebut, sehingga hal itu menurutnya juga tidak bisa disalahkan.

"Berarti ada pertimbangan ekonomi di situ, soal kenapa kok lahan gambut ini kering? Karena ternyata ada sebagian besar (lahan) juga yang dikelola masyarakat dan ditanami kelapa sawit," kata Budhi.

Dia menjelaskan, kelapa sawit sudah umum diketahui sebagai tanaman yang sangat boros terhadap kebutuhan air. Apabila kelapa sawit ditanam di lahan gambut, maka air yang ada di sekitar itu akan disedot oleh kelapa sawit sehingga cepat kering.

"Nah, keringnya lahan gambut ini juga memudahkan terjadinya kebakaran lahan apabila cuaca panas," ujar Budhi.

Untuk itu, Budhi mendorong program bagi masyarakat, agar secara ekonomi mereka bisa terbantu dalam hal pemanfaatan lahan gambut dengan tidak lagi hanya terpaku pada upaya-upaya penanaman kelapa sawit semata.

"Akhirnya tentu kita mulai mempertimbangkan sejumlah program, seperti misalnya program Paludikultur yang membuat masyarakat tidak fokus terhadap kelapa sawit saja, tetapi ada mata pencaharian lain," ujarnya.

Diketahui, Paludikultur adalah pemanfaatan lahan rawa gambut dan gambut yang dibasahi kembali secara produktif, yang dilakukan dengan cara menyimpan karbon stok dalam jangka waktu yang panjang dengan mempertahankan tinggi muka air tanah sepanjang tahun.

Sejumlah pengungsi diduga etnis Rohingya saat berada di atas kapal di tengah perairan Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, Jumat, 18 Oktober 2024.

50 Pengungsi Rohingya di Aceh Selatan Kabur ke Arah Riau

50 orang dari 216 pengungsi Rohingya yang tiba di perairan Aceh Selatan pada Jumat 18 Oktober 2024 berhasil kabur ke darat.

img_title
VIVA.co.id
21 Oktober 2024