Bahlil Akui Investasi Domestik Jadi Pilihan Saat Pandemi COVID-19

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah membuka banyak peluang bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahlil: Golkar All Out untuk Menangkan Hajat Ridwan Kamil-Suswono

Dalam diskusi webinar yang digelar oleh Ikatan Alumni Harvard di Indonesia, Harvard Club of Indonesia (HCI), Rabu 20 Oktober 2021, Bahlil mengatakan pandemi COVID-19 telah memberikan banyak pelajaran penting bagi seluruh golongan masyarakat di Indonesia, termasuk tantangan di dalamnya.

"Kami, di Kementerian Investasi, menganggap pandemi ini sebagai peluang di tengah tantangan. Kenapa saya katakan sebagai peluang, yang pertama kita melakukan reformasi terhadap regulasi kita yang tumpang tindih," kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 22 Oktober 2021.

Camilannya Diborong Wapres Gibran, Nasabah PNM Mekar Ini Bangkit Usai Dihantam Pandemi

Baca juga: 3 Kota di Indonesia Dinobatkan Kota Bersih di Asia Tenggara

Alasan kedua, lanjut mantan Ketua Umum Hipmi itu, yakni pandemi memberi kesempatan untuk melakukan konsolidasi domestik. Di mana pandemi telah membuat investasi domestik menjadi pilihan dorong ekonomi.

Manfaatkan Investasi Hasil Kunjungan Kerja ke Berbagai Negara, Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN

"Kita tahu pada 2020 pada saat pandemi menggoyang ekonomi global sehingga foreign direct investment (FDI) ke Indonesia turun signifikan, ekonomi kita tetap relatif lebih baik dibandingkan negara lain karena kita ditopang oleh investasi domestik. Nah ini harus dilihat sebagai peluang," ungkapnya.

Bahlil menjelaskan bahwa investasi memiliki peran sangat penting dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, bahwa transformasi ekonomi harus didorong untuk mengarah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia tidak boleh dikenal dunia sebagai pengimpor bahan baku mentah.

"Saya berpendapat bahwa dalam proses menggiring ke sana, penting melakukan investasi berkelanjutan, salah satu di antaranya kegiatan investasi yang berbasis ekonomi hijau dan ekonomi biru," jelas Bahlil.

Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Senada dengan Menteri Investasi, CEO Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah mengamini bahwa pandemi COVID-19 memberikan pelajaran penting dengan mengekspos hal-hal yang masih perlu diperkuat di Indonesia.

Hal-hal itu antara lain sistem dan layanan kesehatan, logistik dan infrastruktur, teknologi digital, juga kompetensi sumber daya manusia.

"Pandemi telah mengekspos kelemahan-kelemahan kita, dan saya rasa justru ini bisa jadi kesempatan Indonesia untuk memperbaiki akar masalahnya juga memperkuat area-area tersebut dengan lebih terfokus, seperti antara lain di bidang infrastruktur kesehatan, digital ekonomi, digital infrastruktur, kemampuan SDM, dan sustainability," terangnya.

Ridha mengatakan bahwa INA pun terus menggali berbagai peluang kolaborasi dengan sejumlah investor, baik investor dalam negeri dan investor global, untuk berinvestasi di Indonesia.

Menurut dia, para investor memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berinvestasi di Indonesia terlebih pemerintah terus membenahi ekosistem investasi, kepastian regulasi, serta proses investasi yang jelas dan transparan.

"Ketertarikan investor terus tinggi untuk berinvestasi di Indonesia karena kita punya begitu banyak potensi luar biasa. Tugas kita semua adalah untuk memastikan potensi itu dapat direalisasikan. Oleh karena itu, semua elemen pelaku usaha, pemerintah, dan stakeholder terkait harus bergerak bersama menuju satu tujuan," tutup Ridha. (Ant)

Sekjen OECD hadiri pertemuan bersama Menko Airlangga

Hadiri Pertemuan dengan Menko Airlangga, Sekjen OECD: Keanggotaan Indonesia pada OECD Mendukung Visi Indonesia Emas 2045

Indonesia sedang dalam proses penilaian mandiri terhadap kebijakan, regulasi, dan standar nasional dibandingkan dengan instrumen OECD.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024