Inovasi Teknologi Jadi Kunci Jaga Ketahanan Pangan RI Masa Depan

Peternak ikan menggunakan aplikasi efishery untuk bantu pakan.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Sebanyak 150 negara anggota Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan  Bangsa-Bangsa (FAO) merayakan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober lalu. FAO pun mengapresiasi RI dalam pengembangan pertanian modern lewat teknologi

5 Teknologi Global yang Harus Diadopsi di Indonesia

Kepala Perwakilan FAO Indonesia Rajendra Aryal mengatakan capaian Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan cukup baik melalui peningkatan kapasitas produksi dan diversifikasi konsumsi pangan pokok.

Selain itu, FAO juga mengakui bahwa Indonesia berhasil dalam penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, memperbanyak tenaga ahli pertanian, serta pengembangan pertanian modern lewat teknologi.

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Baca juga: Tips Menteri ATR/BPN Biar Masyarakat Tidak Dikelecein Mafia Tanah

Menurutnya inovasi teknologi dan digitalisasi seperti e-agriculture yang dikembangkan oleh akademisi dan industri di Indonesia mampu membantu petani dan konsumen mengatasi masalah kerawanan pangan, gizi, dan berkurangnya sumber daya alam.

Daftar Harga Pangan 25 November 2024: Bawang hingga Telur Ayam Naik

Senada dengan FAO, Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah, mengatakan, penerapan teknologi pertanian akan membawa dampak positif, begitupun di industri akuakultur yang menjadi fokus usahanya. 

"Ketersediaan nutrisi yang terjangkau dan proses produksi pangan yang berkelanjutan bisa menjadi solusi untuk masalah ini. Dan perikanan punya potensi sangat besar untuk mengambil peranan penting dalam mewujudkan hal tersebut,” kata Gibran dalam keterangan tertulis, Selasa 19 Oktober 2021.

Gibran menjelaskan bahwa eFishery selalu menjadi solusi untuk mengatasi masalah fundamental dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau. 

Salah satunya, kata dia, melalui aplikasi eFisheryKu yang baru saja diperkenalkan pada Agustus lalu. Aplikasi ini merupakan aplikasi koperasi digital sebagai pendukung bisnis budidaya ikan di Indonesia.

Produk pakan ikan dan udang eFishery.

Photo :
  • Istimewa

 

Dengan menggunakan data dan teknologi, eFishery berkomitmen membantu para pembudidaya ikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas budidayanya, lebih mudah untuk mendapatkan permodalan, serta mendapatkan akses untuk memperluas pasar.

Salah satu daerah di Indonesia yang melek teknologi dalam praktik budidaya perikanan adalah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kabupaten ini sebagai daerah penghasil ikan konsumsi seperti patin, lele, gurami, tombro, nila hitam, dan tawes. 

Tercatat ada 12.220 orang pembudidaya ikan yang menggantungkan mata pencahariannya dari ikan konsumsi di 12 kecamatan seperti Ngunut, Rejotangan, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Ngantru, dan Kauman. 

Sedangkan untuk budidaya ikan di air deras bisa ditemui di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang. 

Tantangan Budidaya Ikan di Tulungagung 

Meskipun tinggal di daerah berstatus Sentra Perikanan Budidaya, Gibran mengungkapkan para pembudidaya ikan dari Tulungagung tidak lepas dari masalah klasik tingginya biaya produksi akibat harga pakan yang mahal.
 
Padahal, pakan merupakan komponen utama dalam struktur budidaya perikanan. Ditambah dengan cukup seringnya ikan hasil panen tidak bisa dijual akibat fluktuasi harga yang cenderung merugikan pembudidaya.

Hal tersebut dijelaskan oleh Muktasim, salah seorang pembudidaya ikan patin dari Tulungagung. Dalam kondisi sulit seperti itu, ia dan para pembudidaya tidak memiliki pilihan lain kecuali menjual ikan dengan harga yang ditentukan sepihak oleh pembeli.

Kondisi seperti itu tidak asing karena Muktasim sudah mengalaminya sejak 1996 lalu, saat dirinya pertama kali menekuni profesi sebagai pembudidaya ikan. 

Pembudidaya perikanan mitra eFishery.

Photo :
  • Dokumentasi efishery.

Dan hal tersebut berubah sejak 2019, ketika seorang temannya memperkenalkan metode budidaya ikan berbasis teknologi yang diusung eFishery.

“Bergabung dengan eFishery ada banyak manfaat yang saya rasakan. Terutama mereka memberikan solusi masalah pakan berupa efisiensi pakan menggunakan mesin pelontar otomatis dan pinjaman pakan, serta membantu membuka jaringan pemasaran,” ujar Muktasim.

Muktasim menjadi satu dari 18,000 pembudidaya ikan yang telah tergabung dalam ekosistem eFishery. Ia telah diperkenalkan dengan beragam teknologi akuakultur yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan usahanya. 

Contohnya seperti eFisheryFeeder Ikan, yaitu mesin pemberi pakan ikan 
otomatis yang dapat dikontrol melalui ponsel mereka.

Bantu Ekspansi Pengusaha Pakan

Selain itu, tidak hanya pembudidaya ikan, pemanfaatan teknologi yang tepat juga terbukti mampu meningkatkan penjualan agen pakan ikan yang dikelola Basori. 

Pria asal Malang tersebut bahkan mampu melebarkan sayap bisnisnya ke Kediri dan Blitar dalam 4 tahun terakhir, alias sejak dirinya berkenalan dengan eFishery.

Ia mencatat dalam sebulan perusahaannya bisa memasok 70 hingga 150 ton pakan per bulan ke tiga kota tersebut. Pasok pangan ini meningkat signifikan jika dibandingkan dengan catatan 4 tahun lalu yang hanya 
berkisar 25 hingga 35 ton per bulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya