Menteri Sandi Dorong Sektor Pariwisata Kembali Bergerak dengan Prokes
- Muhammad AR/VIVA.
VIVA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan wisata Indonesia kembali bergeliat di tengah pandemi dengan mematuhi Protokol kesehatan COVID-19. Salah satunya dengan mensertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) di lokasi wisata.
Salah satunya di lokasi Unit Argowisata Kebun Teh Gunung Mas milik PT Perkebunan Nusantara VIII di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Tempat wisata itu pun kini telah mengantongi sertifikat tersebut.
“Target pariwista setelah pandemi ini pertama tama memastikan protokol kesehatan dan disiplin, bisa dipatuhi, dan kita sudah melihat Jawa Barat penanganan sangat baik dan vaksinasinya terus meningkat,” kata Sandi sapaan akrab Sandiaga Uno, di Argowisata Kebun Teh Gunung Mas, Minggu malam, 17 Oktober 2021.
Sandi memberikan langsung sertifikasi CHSE untuk kelayakan lokasi wisata dalam menerapkan Protokol Kesehatan kepada Direktur PT PN VIII Mohammad Yudayat. Lokasi ini telah memenuhi standar wisata secara CSHE.
Lebih lanjut dia pun menanggapi pertanyaan bagaimana kabupaten Bogor turun Level di menjadi level 2 PPKM wilayah Algomerasi. Padahal sudah banyaknya pelaku lokasi wisata hingga pekerja telah divaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.
“Tentunya untuk asesmen turun ke level dua itu sekarang kita lakukan dikaitakan dengan vaksinasi, pada kenyataannya animo masyarakat besar,” kata Sandi.
Namun demikian, kata Sandi, kondisi COVID-19 juga menunjukkan suatu situasi yang kondusif. Sehingga Kemenparekraf berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat agar lokasi wisata yang berada di level 3 untuk diujicobakan.
“Jadi ada beberapa lokasi wisata yang ingin diujicobakan silahkan diajukan kepada kami, kami lakukan assement berdasarkan rapat lingkungan setiap hari senin biasannya kita tambah seusai mengacu pada permintaan bahwa kepala dinas provinsi. Kita juga ingin semuannya kembali bergerak tapi dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” jelas Sandi.
Untuk itu, lanjut Sandi, selain protokol kesehatan yang ketat, pendistribusian vaksinasi bagi pelaku parekraf sendiri harus terus ditingkatkan. Sehingga mencapai kekebelan komunal.
“Dan sudah terlihat melandainya COVID-19 di berbagai daerah itu karena diserbu oleh vaksinasi yang kita lakukan secara kolaboratif,” katanya.
Baca juga: Habiskan Kuota KPR FLPP, BTN Akad Massal 3.000 Unit Rumah Se Indonesia
Sandi menyampaikan, target pariwisata era baru yang berkualitas dan fokus kelestarian lingkungan. Selain itu, ekonomi kreatif dapat dibangkitkan dari wisata alam dan kebudayaan. Karena itu, kata Sandi, lokasi argowisata di kawasan puncak harus dikembangkan Kemenparekraf salah satunya bersama PT PN VIII terkait ekowisata masa depan.
Menjawab tantangan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif, Direktur PT PN VIII Mohammad Yudayat mengatakan, argowisata di kawasan PTPN VIII sendiri untuk mengoptimalkan aset yang ada. Argowisata memiliki potensi yang sangat luar biasa, sehingga bisa sejalan dan mendukung program Kemenparekraf.
“Kami mendukung konsep yang disampaikan pak Menteri bahwa pariwisata yang berwawasan lingkungan dan kita pasti akan menjaga lingkungan yang lestari, kita memiliki batasan hanya 10 persen yang bisa dibangun dari luas tanah yang ada,” jelasnya.
Sertifikasi CHSE sendiri adalah lealitas kepada Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk menjamin kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Di tengah pandemi COVID-19 ini CHSE bagi pelaku wisata juga memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Protokol kesehatan yang di maksud yakni: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dalam mencegah penularan COVID-19.