Survei: Banyak UMKM Tertarik Terapkan Praktik Bisnis Ramah Lingkungan

Ilustrasi UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Survei pandemi dan praktik usaha ramah lingkungan mengungkapkan, sebagian besar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia mengalami dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat atau PPKM darurat pada tahun ini.

Survei yang merupakan kolaborasi antrara United Nations Development Programme (UNDP), Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia, serta Indosat Ooredoo ini mencatat, gangguan yang dialami UMKM  karena PPKM itu di antaranya penurunan permintaan, laba, dan nilai aset pendapatan.

Hasil survei tersebut juga mengungkapkan, potensi yang menjanjikan akan usaha ramah lingkungan di Indonesia. Sekitar 95 persen UMKM menyatakan, minatnya pada praktik-praktik usaha ramah lingkungan, dengan usaha milik perempuan menunjukkan minat yang lebih kuat.

Sementara itu, sebanyak 90 persen lainnya mengatakan mereka tertarik untuk menerapkan praktik usaha inklusif, yang merupakan komponen penting dari agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Sekitar 3.000 UMKM berpartisipasi dalam survei yang berisi 58 pertanyaan tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor UMKM. Khususnya pada bulan-bulan awal pandemi di tahun 2020 dan selama masa pemberlakuan PPKM darurat di Indonesia pada bulan Juli dan Agustus tahun 2021.

Metode survei dilakukan secara daring dengan menyebarkan pesan singkat (SMS) berisi link survei yang dikirimkan oleh Indosat Ooredoo. SMS itu dikirimkan kepada target responden dari sektor UMKM di seluruh Indonesia.

Survei tersebut juga menemukan bahwa beberapa UMKM mengalami kerugian lebih dari 50 persen antara bulan-bulan awal pandemi pada 2020, dan PPKM darurat pada pertengahan tahun 2021, khususnya di provinsi Jawa dan Bali.

Menkop UKM Teten Masduki .

Photo :
  • Pandawakarta
Elektabilitas Alfian-Agati 58 Persen di Pilbup Kapuas, Tinggalkan Pesaingnya

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Teten Masduki mengatakan, meminta UMKM untuk mengadopsi praktik usaha ramah lingkungan serta berkelanjutan. Sehingga, tidak hanya bisnisnya yang bisa berkembang, tetapi upaya menjaga lingkungan pun terwujud.

“Langkah-langkah mencari keuntungan yang merusak lingkungan harus kita tinggalkan. Kegiatan ekonomi termasuk produksi, konsumsi dan distribusi harus memprioritaskan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia dalam jangka panjang,” kata Teten dalam webinar bertajuk 'UMKM Indonesia di Tengah Pandemi dan Potensi untuk Pemulihan Usaha Ramah Lingkungan dan Inklusif', dikutip, Sabtu, 16 Oktober 2021.

Survei Poltracking Prediksi Agustiar Sabran-Edy Pratowo Menang Pilgub Kalteng 2024

Teten juga menambahkan banyak pengusaha muda telah meluncurkan usaha yang menghasilkan barang-barang ramah lingkungan. Langkah tersebut ditegaskan akan terus didukung oleh Pemerintah.

"Agar semakin banyak usaha yang ramah lingkungan bisa bermunculan," ujar Teten.

Temuan Puspoll: Sumiatun-Ibnu Salim Berpeluang Menang di Pilkada Lombok Barat

Studi ini juga mengungkapkan manfaat langsung dari digitalisasi. UMKM yang bergabung dengan platform daring untuk memasarkan produk mereka selama pandemi COVID-19 mencatat permintaan yang lebih tinggi terhadap produk mereka dan keuntungan yang lebih besar, ketimbang yang konvensional.

Selain itu, hanya 19,7 persen UMKM milik perempuan yang melaporkan mencari bantuan dari program bantuan tunai dari Pemerintah (BPUM) dibandingkan dengan 26,9 persen UMKM milik laki-laki.

Lebih lanjut dijelaskan, 45,2 persen UMKM masih beroperasi normal kala pandemi. Sementara 30,9 persen UMKM masih beroperasi sebagian dan bahkan tidak ada yang berniat untuk menutup usaha secara permanen di tengah PPKM Darurat. Intervensi pemerintah juga telah mampu meningkatkan ketahanan UMKM meskipun cakupannya masih harus diperluas.

Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura mengingatkan, para pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk meningkatkan kinerja UMKM di tengah pandemi saat ini. Sehingga, tantangan yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik.

“Kita harus menangkap peluang untuk transisi yang lebih berani menuju ekonomi hijau dengan praktik-praktik usaha yang lebih inklusif. Rilis penelitian ini menegaskan bahwa sebagian besar pelaku usaha berpengaruh di sektor UMKM sangat menginginkan adanya perubahan,” kata Shimomura.

Indosat Ooredoo.

Photo :
  • Dok. Indosat Ooredoo

Sementara itu, Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha, mencatat pentingnya percepatan transformasi digital di Indonesia. Karena itu perlu kolaborasi antara berbagai pihak terkait untuk mewujudkan hal tersebut.

“Kemitraan kami dengan UNDP dan Kementerian Koperasi dan UKM telah membantu kami memahami manfaat digitalisasi bagi masyarakat. Kolaborasi ini dapat membantu menginformasikan sektor UMKM tentang praktik terbaik untuk menghadapi tantangan di masa depan, berapapun besarnya,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya