Kunjungi Washington DC, Intip Kegiatan Sri Mulyani di Kantor IMF

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, melaporkan sedikit kegiatannya dalam rangkaian acara pertemuan tahunan Internasional Monetary Fund (IMF) di Washington DC.

Pertumbuhan Ekonomi Israel Anjlok gara-gara Perang dan Melambat hingga 2029, Menurut IMF

Melalui laman Instagram pribadinya, @smindrawati, Menkeu mengatakan bahwa di hari kedua pertemuan tahunan IMF World Bank, pembahasan mengenai pemulihan ekonomi dunia yang tidak merata akibat tidak semua negara mampu mendapat akses vaksin COVID-19.

"Dan munculnya tantangan dan ketidakpastian baru yang menimbulkan komplikasi bagi para pembuat kebijakan," kata Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari postingannya, Jumat 15 Oktober 2021.

Dibuka Memerah, IHSG Masih Dibayangi Koreksi Usai Rally Kenaikan

Baca juga: BPS: September 2021 Ekspor Pertanian-Pertambangan RI Kinclong

Menkeu menambahkan, naiknya harga minyak dan gas, harga komoditas, harga pangan, ditambah dengan disrupsi rantai supply, telah menimbulkan tekanan inflasi tinggi di berbagai negara-negara maju.

IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi Era Prabowo Maksimal 5,1 Persen

Kondisi ini akan memaksa perubahan kebijakan moneter di negara maju yang berpotensi menimbulkan dampak rambatan spillover ke seluruh dunia. "Semua negara mengalami penurunan ruang fiskal dan moneter, sementara tekanan ekonomi masih belum menurun," ujarnya.

Kompleksitas lingkungan global menurutnya juga masih ditambah dengan tantangan perubahan iklim dan pandemi yang belum berakhir, yang menuntut semua negara untuk menyusun kebijakan penanganan yang membutuhkan sumber dana yang tidak sedikit.

"Namun, apabila tidak ditangani sejak sekarang, akan menimbulkan dampak kerugian material yang sangat besar dan bahkan krisis kemanusiaan," kata Sri Mulyani.

Menkeu Sri Mulyani dan Michael Bloomberg.

Photo :
  • instagram @smindrawati

Dia mengatakan, semua tantangan itu harus dihadapi dan ditangani dengan kombinasi kebijakan fiskal, moneter yang responsif dan fleksibel, namun tetap terukur dan akuntabel. Konsolidasi fiskal harus dilakukan secara bertahap, dan sesuai tahap serta perkuatan pemulihan.

Reformasi struktural untuk membangun dan memperkuat fondasi ekonomi yang produktif, inovatif, dan kompetitif, diakui Sri Mulyani juga harus terus dilakukan dengan konsisten dan efektif serta berhasil guna.

"Indonesia terus melakukan langkah-langkah pemulihan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi dengan berbagai langkah reformasi struktural. Sinergi semua pemangku kepentingan sangat penting," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya