Potensi EBT Indonesia Besar, Pakar Sebut Bisa Jadi Rebutan Dunia
- Nur Faishal/ VIVA.
VIVA – Pakar Bioenergy Engineering dan Agricultural Engineering dari Universitas Brawijaya, Malang, Bambang Susilo mengatakan, potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Indonesia cukup besar, bahkan terbesar ketiga di dunia. Karena itu, ke depan begitu minyak dan gas sudah ditinggalkan, Indonesia akan jadi rebutan dunia.
Potensi EBT cukup besar karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Mulai dari air, tenaga surya atau matahari, biomassa, bahan bakar nabati, biogas, suhu kedalaman laut, angin, ombak laut, dan panas bumi (geothermal).
"Indonesia akan menjadi negara imut-imut dan dibutuhkan karena (EBT) potensinya besar. Seperti musim yang menghasilkan energi, yakni panas dan hujan," kata Bambang dalam webinar tentang EBT oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali dikutip Rabu, 13 Oktober 2021.
Secara umum, lanjut dia, energi baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru, dan energi terbarukan adalah energi yang dalam waktu pendek bisa diperbaharui. Kemudian dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
"Oleh karena itu, perlu kiranya didorong terus pengembangan EBT. Sehingga mampu menjadikan Indonesia mandiri dengan sumber daya alamnya," tandas Bambang.
Baca juga: SKK Migas Ungkap KKKS Komitmen Belanja TKDN Rp39 Triliun
Sementara itu, Direktur SDM PT PJB Karyawan Aji mengatakan, penerapan EBT di Indonesia kini sudah jadi keniscayaan. Apalagi setelah adanya perjanjian internasional untuk mengurangi emisi karbon di Tanah Air. Ditargetkan pada 2025 pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia bisa mencapai 23 persen.
"Potensi EBT di Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi dunia internasional, karena cukup besar," ujar Karyawan.
Direktur Pengembangan dan Niaga PT PJB, Iwan Purwana mengatakan, program pengembangan EBT yang dilakukan PJB melalui beberapa skema. Masing-masing EBT skema kemitraan, EBT kepulauan tersebar, PLTS untuk pemakaian sendiri (PS), hingga elektrifikasi dengan EBT. Ada juga skema hibrid, yakni tenaga campuran diesel, tenaga surya, dan baterai.