Menakar Kekuatan Bambu, Sang Penakluk Tanah Lunak Konstruksi Jalan Tol

Tumpukan Bambu yang dipakai PUPR untuk membangun Jalan Tol.
Sumber :
  • instagram @kemenpupr

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali berinovasi dan melakukan terobosan baru dalam konstruksi jalan tol di Indonesia, melalui penggunaan bahan bambu sebagai sistem matras Jalan Tol Semarang-Demak. Hal tersebut dilakukan karena konstruksi jalan tol Semarang-Demak itu sekaligus juga merupakan tanggul laut.

Menteri Lingkungan Perintahkan Pemulihan Tanah Terkontaminasi Minyak Chevron di Siak Dipercepat

Bambu dijadikan sebagai bahan baku sistem matras jalan tol itu, sejumlah pihak pun sebelumnya sempat mempertanyakan benchmark (tolok ukur) dari inovasi penggunaan bambu tersebut.

Merespons hal tersebut, Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Budi Harimawan Semihardjo pun menjelaskan. Inovasi ini digunakan merujuk pada kondisi riil di lapangan.

PPN Mau Naik 12 Persen, Masyarakat Bakal Sulit Punya Rumah

Dia memaparkan, Jalan Tol Semarang-Demak ini berada pada lokasi di mana kondisi tanah lunaknya cukup dalam. Sebagian besar pekerjaannya pun ternyata berada pada lokasi di daerah laut.

"Pekerjaan yang paling utama adalah melakukan perbaikan pada tanah dasar, sehingga konstruksi dapat dilaksanakan," kata Budi kepada VIVA, Senin 11 Oktober 2021.

Asosiasi Pengusaha Konstruksi Tolak Kenaikkan PPN Jadi 12 Persen, Harga Material Bisa Meroket

Karenanya, dengan mengacu pada beberapa pekerjaan perbaikan tanah lunak yang pernah dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan sistem matras bambu. Maka untuk Jalan Tol Semarang-Demak pun dilakukan inovasi yang sama untuk perbaikan tanah dasarnya.

Baca juga: Wanda Hamidah Curhat Kecewa, Manajemen Prudential Buka Suara

"Hal ini dilakukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan biaya yang efisien," ujarnya.

Saat ditanya ruas tol mana lagi yang kiranya bisa juga menggunakan inovasi konstruksi bahan bambu tersebut, Budi mengatakan bahwa penanganan perbaikan tanah dengan metode menggunakan matras bambu, PVD (prefabricated vertical drain), dan preloading, cocok untuk diterapkan pada ruas tol yang mempunyai tanah lunak dan kondisi eksistingnya selalu terendam oleh air.

"Karena bambu mempunyai daya tahan yang lama apabila selalu jenuh air. Maka sistem itu juga dapat diimplementasikan di ruas tol lain yang memiliki kondisi serupa dengan Tol Semarang-Demak," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya