OJK Ingatkan Jangan Kaget Semua Sektor Usaha Bakal Berbasis Teknologi
- M Yudha Prastya/VIVA.co.id
VIVA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, menyebut indeks inklusi keuangan di Tanah Air telah meningkat drastis. Hal itu menandakan digitalisasi di berbagai sektor ekonomi Indonesia terus meningkat.
Menurut Wimboh, OJK pada 2024 mentargetkan sudah 90 persen masyarakat Indonesia sudah terakses layanan ekonomi digital. Karena itu, berbagai bisnis berbondong-bondong mengembangkan layanan digitalnya.
“Hadirnya digital sudah memberikan bahwa inklusi keuangan kita sudah meningkat besar, di mana tahun 2019 sudah tercatat 76,19 persen,” kata Wimboh saat membuka acara OJK Virtual Innovation Day di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 11 Oktober 2021.
“Kami yakin 2024 kita dapat mencapai target inklusi keuangan 90 persen sebagaimana arahan Presiden,” sambung Wimboh.
Wimboh mengatakan, tren digitaliasi di berbagai aspek kehidupan tidak punya batasan ruang dan waktu. Semua produk dan kegiatan bisa dilakukan, diakses sampai dibeli.
“Sehingga bermunculan berbagai produk yang menggunakan digital. Ada yang kita sebut di dunia sehari-hari kita sebut startup itu bukan hanya di fintech, tapi ada agritech, edutech, ada healthtech, propertytech, dan ada e-Commerce. Dan akan muncul berbagai tech-tech yang lain ke depan,” kata Wimboh.
Wimboh juga melaporkan kepada Presiden, saat ini sudah ada 2.100 perusahaan rintisan (startup) di Indonesia. Data itu per September 2021, tercatat tujuh sudah berstatus unicorn dan dua decacorn.
Sementara itu, untuk mencapai target inklusi keuangan yang meningkat menjadi 90 persen, OJK punya berbagai cara agar banyak nasabah baru semakin mudah terakses layanan keuangan.
“Kita ingin menyampaikan seluruh anak SMP sudah harus masuk ke dalam ekosistem tabungan yang berbasis digital,” ujar Wimboh.