Cara KLHK Ajak Pejabat hingga LSM Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Festival Iklim 2021.
Sumber :
  • Dok. KLHK

VIVA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menggelar acara tahunan Festival Iklim 2021. Tahun ini, festival tersebut mengusung tema Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peningkatan Ketahanan Iklim untuk Indonesia Tangguh - Indonesia Tumbuh. 

Festival yang berlangsung dari 5 Oktober hingga 21 Oktober 2021 ini merupakan sarana penyebaran informasi tentang upaya pengendalian perubahan iklim sampai ke tingkat tapak.

Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, menyampaikan pengendalian perubahan iklim tidak dapat dilakukan oleh hanya Pemerintah saja. Perlu kerja sama, peran dan pelibatan Kementerian/Lembaga, dunia usaha, Pemerintah Daerah dan LSM, masyarakat bahkan media.

Baca juga: Dua Suratnya Geger, Polri Belum Berencana Cek Kejiwaan Irjen Napoleon

Begitu pula kerja sama bilateral dan multilateral berperan dalam keseluruhan implementasi kebijakan perubahan iklim di Indonesia. Berbagai komponen tersebut turut berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca dan antisipasi dengan menjalankan program adaptasi untuk menjalankan ketahanan ekonomi, sosial dan jasa lingkungan.

“Saya berharap semoga acara Festival Iklim Tahun 2021 dapat bermanfaat bagi upaya kita bersama, dalam mengendalikan dampak perubahan iklim, serta bangkit dan pulih sehingga kita berhasil melewati masa-masa sulit ini,” ungkap Bambang dalam keterangan tertulisnya, Rabu 6 Oktober 2021.

Sementara, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, Laksmi Dhewanthi mengatakan festival yang berlangsung selama 16 hari ini menampilkan berbagai macam kegiatan. Serangkaian webinar dan FGD digelar dengan beragam topik dalam upaya penanggulangan perubahan iklim. 

Selain itu, ada juga kegiatan NDC Bootcamp untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman jurnalis mengenai NDC, serta lomba-lomba daring bertema perubahan iklim yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat. 

Untuk melengkapi informasi yang disampaikan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, digelar pameran virtual yang menampilkan pelaksanaan Program Kampung Iklim di seluruh wilayah Indonesia yang bisa diakses di http://www.proklimvirtualexpo2021.com selama festival berlangsung.

Mal Terbesar di Indonesia Timur Bakal Didesain Lebih Ramah Lingkungan

“Festival Iklim ini adalah forum untuk menyampaikan praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan dalam rangka implementasi penurunan emisi GRK dan peningkatan ketahanan iklim di Indonesia, sehingga dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi para pemangku kepentingan,” ujar Laksmi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan peran penting kearifan lokal dalam upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia. Pendekatan kebudayaan yang dimiliki masyarakat adat ini juga yang dapat membantu menyeimbangkan alam. Bagi mereka, melestarikan alam merupakan nilai turun-temurun yang wajib menjadi pegangan.

Inovasi Baru dalam Mengelola Risiko terkait Perubahan Iklim

“Leluhur sebagaimana tergambar dalam kehidupan masyarakat adat, merupakan guru bagi kita. Kita dapat mempelajari apapun dari mereka, termasuk soal lingkungan. Mereka memikirkan agar bumi ini umurnya panjang. Mereka juga menerapkan prinsip berkecukupan, tidak berlebihan dalam kehidupan sehari-harinya,” kata Dedi.

Adapun pada Festival Iklim 2021 melibatkan seluruh jajaran Eselon 1 Kementerian LHK, Party Stakeholders terkait serta Non-Party Stakeholders (pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat umum). 

Fitur Ini Bantu Kurangi Emisi Karbon

Penyelenggaraan kali ini juga sekaligus menjadi rangkaian pendukung persiapan Delegasi Indonesia menjelang perhelatan Konferensi Para Pihak / Conference of Parties (COP) ke-26 The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang akan diadakan pada 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow Inggris.

Ayo Kawal Karbon kita guna mewujudkan Indonesia rendah emisi GRK dan berketahanan iklim: Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.

Ilustrasi perubahan iklim.

Drama Iklim Dunia yang Belum Tuntas

Negara-negara berkembang dan rentan menuntut komitmen negara-negara maju soal pendanaan iklim dalam COP29.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024