Soal Pasar Bioavtur, Airlangga: Potensinya Capai Rp1,1 Triliun
- Instagram @officialptdi
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini pemerintah sudah mulai perhitungkan perihal potensi pasar bagi pemanfaatan Bioavtur sebagai bahan bakar pesawat terbang.
Dia mengatakan, potensi penjualan bahan bakar nabati yang disebut-sebut ramah energi ini, diperkirakan akan mampu mendatangkan keuntungan hingga mencapai Rp1,1 triliun.
Apalagi, keunggulan Bioavtur ini menurut Airlangga bahkan sudah dibuktikan melalui uji terbang pesawat CN235-220 FTB, yang dilakukan dari Bandung ke Jakarta pada hari ini.
"Pangsa pasar J2.4 diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun dengan kebijakan pemerintah yang memberikan super diskon tax," kata Airlangga dalam telekonferensi, Rabu 6 Oktober 2021.
Baca juga: Viral, Beredar Surat dari Irjen Napoleon 'Aku Bukan Koruptor'
Airlangga menegaskan, tentunya hal itu juga harus diselaraskan dengan kebijakan pemerintah, yang rencananya akan memberikan super diskon pajak bagi para operator transportasi udara apabila mereka menggunakan bioavtur sebagai bahan bakarnya.
Agar hal ini dapat terealisasikan, lanjut Airlangga, maka aspek keekonomian Bioavtur J2.4 juga harus dipenuhi terlebih dahulu, dengan memanfaatkan segala fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah.
"Baik mengenai (fasilitas) perpajakan seperti super tax deduction untuk riset maupun insentif non-fiskal," ujarnya.
Diketahui, saat ini Kementerian ESDM bersama Komisi Teknis 27-04 Bioenergi, telah menyusun SNI Bioavtur Murni/Biojet dan telah terbit pada tahun 2018 dengan nomor 8674:2018. PT Pertamina (Persero) dan ITB juga telah melakukan uji coba co-processing kerosene dengan minyak nabati, untuk menghasilkan prototype produk Bioavtur tersebut.
Selain itu, serangkaian uji karakteristik material bahan bakar juga telah dilakukan, yang antara lain meliputi titik nyala densitas, titik beku, kestabilan termal JFTOT, aromatik, titik kabut, LHV, viskositas dan specific gravity.